Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
Edukasi

Riyanto Simbol Toleransi Antar Umat Beragama, Pengorbanan Nyawa Demi Nilai Nilai Kemanusiaan

×

Riyanto Simbol Toleransi Antar Umat Beragama, Pengorbanan Nyawa Demi Nilai Nilai Kemanusiaan

Sebarkan artikel ini
Banner Iklan Harianesia 468x60

Jakarta,-Riyanto adalah anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser NU) yang dikenal sebagai pahlawan kemanusiaan karena aksi heroiknya menyelamatkan ratusan jemaat gereja dari ledakan bom saat Malam Natal tahun 2000 di Mojokerto, Jawa Timur.

Peristiwa tragis ini terjadi pada malam Natal, 24 Desember 2000, di Gereja Eben Haezer, Mojokerto, Jawa Timur.

Banner Iklan Harianesia 300x600

Kronologi Singkat: Riyanto dan beberapa personel Banser lainnya bertugas membantu polisi mengamankan perayaan misa Natal. Ketika misa akan berlangsung, ditemukan sebuah bungkusan mencurigakan di dalam gereja. Riyanto segera memeriksa bungkusan tersebut, yang ternyata berisi bom rakitan dengan kabel dan pemicu yang sudah menyala.

Aksi Heroik Tanpa ragu, Riyanto mendekap bom tersebut dan membawanya lari menjauh dari kerumunan jemaat untuk membuangnya ke tempat yang lebih aman. Namun, bom meledak dalam pelukannya, menyebabkan ia gugur di tempat kejadian pada usia 25 tahun, Tindakan cepat dan berani Riyanto berhasil menyelamatkan ratusan nyawa jemaat gereja yang sedang beribadah malam itu.

Pengakuan
Pahlawan Kemanusiaan:

Riyanto dikenang sebagai simbol toleransi antar umat beragama dan pahlawan yang mengorbankan nyawanya demi nilai-nilai kemanusiaan, tanpa memandang perbedaan agama.

Baca Juga :  Ribka Tjiptaning Menggelar Open House Natal 2024, Dengan Menyajikan Jajanan Kaki Lima

Pandangan Gus Dur: Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menyatakan bahwa Riyanto gugur bukan karena membela akidah agama lain, melainkan membela kemanusiaan dan kedaulatan Indonesia dari ancaman terorisme, sebuah teladan keberagaman yang masih hidup hingga kini.

Riyanto Gugur sebagai pahlawan, meninggalkan teladan keberanian, toleransi, dan pengorbanan demi kemanusiaan.
Tindakan Riyanto mencerminkan semangat pengorbanan yang tinggi, tidak hanya sebagai anggota Banser, tetapi juga sebagai seorang manusia yang peduli terhadap keselamatan sesama, tanpa memandang perbedaan keyakinan. Keberanian Riyanto melampaui batasan egoisme, membuktikan bahwa nilai kemanusiaan dapat mengatasi segala bentuk sekat agama, suku, atau golongan.

Pengorbanannya memberikan pelajaran penting bagi bangsa Indonesia, persatuan dan solidaritas harus menjadi landasan dalam menghadapi tantangan keberagaman. Dalam konteks pluralisme, Riyanto menjadi contoh nyata bagaimana agama dapat menjadi pendorong untuk melindungi, bukan membatasi, harmoni sosial.

Merujuk pada unggahan NU Online, sepenggal kisah heroisme Riyanto pernah diceritakan oleh Wakil Sekretaris PCNU Jember, Moch Eksan saat menjadi pemateri dalam Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Gumukmas dan Puger di aula Pondok Pesantren Darul Muhibbin, Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur, Jum’at (27/4/2018) malam.

Baca Juga :  Relokasi Gedung Laka Lantas Rp3,7 Miliar Dipertanyakan: Pernyataan Yudi Kembali Picu Polemik

Menurutnya, Riyanto adalah sosok heroik yang berani mengambil resiko demi menyelamatkan nyawa orang lain yang notabene berbeda agama.

Eksan menambahkan, apa yang dilakukan Riyanto merupakan gambaran umum sikap Banser dalam menunaikan tugas-tugas kemanusiaan, berjuang menjalin kerukunan antar umat beragama, melindungi kelompok minoritas dan sebagainya.

Sungguh tugas yang sangat mulya. NU yang tak lain adalah induk organisasi Ansor (Banser) memang menjadi jangkar bagi ‘perahu’ Indonesia yang dihuni penumpang dari latar belakang agama, budaya dan suku yang berbeda.

“Apa yang dilakukan Banser dalam setiap natal itu merupakan terjemahan dari sikap NU yang moderat dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Saya kira semangat Riyanto perlu kita diteladani oleh Banser masa kini,” ungkapnya.

Warisan Riyanto untuk Toleransi dan Keberagaman

Hingga kini, nama Riyanto terus dikenang dalam berbagai peringatan lintas agama. Gereja Eben Haezer setiap tahun mengadakan momen khusus untuk mengenang jasanya. Tidak hanya umat Kristiani, komunitas Muslim dan masyarakat umum juga menjadikan kisah Riyanto sebagai inspirasi untuk terus memperjuangkan nilai-nilai perdamaian.

Baca Juga :  Kembalinya Partai Kristen di Kancah Politik Indonesia: Apakah Masih Relevan?

Keteladanan Riyanto semakin relevan di tengah tantangan zaman yang sering kali mengancam keharmonisan sosial. Ia mengingatkan kita semua bahwa keberagaman adalah kekayaan, bukan ancaman, dan bahwa keberanian untuk menjaga sesama adalah tugas setiap individu.

Riyanto telah pergi, tetapi pesan yang ia tinggalkan tetap hidup: kemanusiaan harus menjadi prioritas di atas segalanya. Sebagai seorang Muslim, ia menghidupkan ajaran Islam tentang kasih sayang dan melindungi sesama. Sebagai warga negara, ia menunjukkan pengabdian tanpa pamrih kepada bangsa dan negara.

Di hari-hari penuh refleksi seperti perayaan Natal atau momen-momen persatuan lainnya, Riyanto menjadi pengingat akan pentingnya keberanian untuk bersatu, melindungi, dan mencintai satu sama lain, sebagaimana ia telah melakukannya dengan nyawanya sendiri.

Mengenang Riyanto bukan sekadar mengenang seorang pahlawan, tetapi juga merefleksikan bagaimana kita, sebagai bangsa yang majemuk, dapat terus menjaga warisan toleransi dan pengorbanan yang ia tinggalkan.

Yudi

Banner Iklan 1
Banner Iklan Harianesia 120x600