Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
Politik

Taufiq MS: Gelar Pahlawan Bukti Keberanian Negara Akui Peran Ulama dan Buruh, tapi Ada Paradoks Sejarah

×

Taufiq MS: Gelar Pahlawan Bukti Keberanian Negara Akui Peran Ulama dan Buruh, tapi Ada Paradoks Sejarah

Sebarkan artikel ini
Banner Iklan Harianesia 468x60

Surabaya_HARIANESIA.COM_ Politikus muda asal Surabaya, Taufiq MS, menyampaikan apresiasinya terhadap langkah pemerintah yang tahun ini menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sejumlah tokoh lintas latar belakang. Salah satu penerimanya adalah seorang kiai asal Madura yang dikenal sebagai guru dari pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy’ari.

Menurut Taufiq, keputusan tersebut menunjukkan bahwa negara kini semakin terbuka dalam mengakui peran besar para ulama dan pendiri pesantren dalam perjuangan kemerdekaan serta pembentukan karakter bangsa.

Banner Iklan Harianesia 300x600

“Pemerintah telah menunjukkan sikap berkeadilan sejarah. Bahwa pahlawan bukan hanya mereka yang berjuang di medan tempur, tetapi juga para kiai dan guru bangsa yang menanamkan nilai keislaman, kebangsaan, dan kemerdekaan,” ujar Taufiq di Surabaya, Senin (10/11).

Baca Juga :  FPT dan FDJ Akan Geruduk KPK Dukung Presiden Prabowo Lawan Koruptor

Politisi muda Partai NasDem ini juga mengapresiasi langkah pemerintah yang memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Marsinah, aktivis buruh perempuan yang gugur saat memperjuangkan hak-hak pekerja.

“Marsinah adalah simbol perjuangan kelas pekerja dan keberanian perempuan melawan ketidakadilan. Ia pantas mendapatkan gelar itu, bahkan mungkin sudah lama layak,” kata Taufiq.

Namun, di balik apresiasinya, Ketua IKA FISIP UINSA tersebut menilai ada ironi dalam keputusan tahun ini. Ia menyebut publik tentu akan mencermati kontras antara Marsinah sebagai korban perjuangan buruh dan Soeharto, penguasa pada masa ketika kebebasan buruh justru dibungkam.

Baca Juga :  Tri Adhianto Sambut Ajakan PEWARNA Gelar Orasi Kebangsaan Jaga Keberagaman

“Ada ironi sejarah di sana. Di satu sisi, kita memuliakan korban perjuangan buruh; di sisi lain, kita juga memuliakan penguasa pada masa ketika suara buruh dibungkam. Ini paradoks yang perlu menjadi bahan refleksi bersama,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Taufiq menegaskan bahwa penghargaan kepada para pahlawan semestinya tidak hanya sebatas seremoni tahunan, melainkan menjadi pengingat moral dan politik bagi bangsa agar tetap berpihak kepada rakyat kecil, kaum guru bangsa, serta pejuang keadilan sosial.

Baca Juga :  Manajemen PLN Kasak Kusuk Cari Pembocor Informasi Penyebab Blackout Bali, Darmo dan Dirut Indonesia Power Kompak Bungkam

“Semangat para kiai dan aktivis seperti Marsinah adalah napas bangsa ini. Jangan sampai penghargaan itu berhenti sebagai simbol tanpa makna perjuangan,” pungkasnya.(Yudi)

Banner Iklan 1
Banner Iklan Harianesia 120x600