TNI-POLRI

Tawuran Brutal di Depok: Warga Jadi Korban Bacok, Polisi Dinilai Lamban dan Tak Transparan

22
Oplus_131072

Depok_HARIANESIA.COM_Suasana malam di kawasan Cilangkap, Tapos, Depok, mendadak ricuh ketika sekelompok pemuda terlibat tawuran, Selasa (23/9/2025) sekitar pukul 19.25 WIB. Aksi brutal tersebut tidak hanya memicu kepanikan, tetapi juga menelan korban dari kalangan warga yang mencoba melerai.

Seorang saksi mata, WW, menuturkan bagaimana sekelompok pemuda secara membabi buta menyerang pengendara motor dengan senjata tajam hingga terjatuh. Warga yang murka spontan melakukan perlawanan, mengejar para pelaku yang kabur tunggang langgang. “Ada yang kabur sampai boncengan tiga orang, semua panik dikejar warga,” ungkapnya.

Amarah warga akhirnya membuahkan hasil. Seorang pelaku berinisial FI berhasil ditangkap dan diserahkan ke Polsek Cimanggis bersama sebilah celurit yang digunakan untuk menyerang. Namun, di tengah insiden tersebut, seorang warga berinisial AP justru menjadi korban bacokan ketika berusaha membubarkan tawuran.

Ironisnya, AP yang juga berprofesi sebagai wartawan, justru merasa diperlakukan tidak adil. Meski sudah melapor sebagai korban sekaligus pelapor, hingga berita ini diturunkan belum ada pernyataan resmi dari Polsek Cimanggis.

Polisi hanya sebatas mengirimkan pesan singkat kepada AP melalui Kanit Reskrim IPTU Adi Bowo, yang berterima kasih karena AP dianggap membantu mengamankan pelaku. “Karena abang sebagai saksi, nanti akan kami undang sebagai saksi,” tulis IPTU Adi Bowo dalam pesannya. Pernyataan tersebut justru menimbulkan tanda tanya besar: bagaimana mungkin korban yang jelas-jelas terluka masih diposisikan hanya sebagai saksi, bukan sebagai pihak yang harus segera dilindungi dan ditangani secara serius?

Publik kini mempertanyakan kesigapan dan transparansi aparat dalam menangani kasus ini. Jika warga tidak turun tangan, besar kemungkinan para pelaku melenggang bebas. Polisi dinilai lamban, seolah hanya bertindak setelah ada desakan dari masyarakat.

Kasus tawuran ini kembali membuka luka lama soal lemahnya pencegahan aksi kekerasan jalanan di Depok. Apalagi ketika korban yang notabene seorang wartawan sekaligus pelapor justru merasa dirugikan oleh proses penanganan aparat. Pertanyaan besar pun mengemuka: apakah aparat serius memberantas tawuran, atau sekadar menunggu warga bertindak sendiri?

Exit mobile version