Politik

Tangis Pecah di Tengah Kongres PDIP: Momen Haru Megawati Peluk Hasto Usai Dapat Amnesti

33

Jakarta – Sebuah momen dramatis dan penuh emosi pecah di tengah-tengah Kongres VI PDI Perjuangan yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Sabtu siang. Di tengah pidato politik Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, suasana mendadak berubah haru ketika sosok yang selama ini dinanti, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, tiba-tiba muncul di arena kongres.
Gemuruh massa kader partai seketika membahana. Satu per satu peserta kongres berdiri dari kursinya, menatap tak percaya ke arah panggung utama. Suara tepuk tangan, teriakan yel-yel partai, dan sorakan penuh emosi memenuhi ruangan megah itu.

Dengan langkah mantap namun wajah yang menyiratkan keharuan mendalam, Hasto berjalan menembus kerumunan kader menuju panggung utama. Setibanya di hadapan Megawati, ia menundukkan badan, memberikan salam hormat, lalu mencium tangan sang ketua umum. Tanpa banyak kata, ia lalu memeluk Megawati dengan erat. Pelukan yang tak biasa pelukan seorang anak kepada ibunya setelah melewati badai yang panjang dan menyakitkan.

Megawati pun membalas pelukan itu dengan penuh emosi. Bahunya tampak bergetar, dan air mata yang sejak tadi ditahannya akhirnya luruh begitu saja di atas panggung. Inilah kali pertama Megawati dan Hasto bertatap muka secara langsung sejak Hasto ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu dan menjalani proses hukum yang menyita perhatian publik.

Namun kini, Hasto kembali bukan sekadar sebagai kader, tetapi sebagai simbol keteguhan dan kesetiaan terhadap partai. Ia baru saja mendapat amnesti dari Presiden Prabowo Subianto, sebuah langkah politik yang menyita perhatian publik dan memantik spekulasi baru dalam dinamika relasi antarpartai.

Setelah pelukan yang berlangsung cukup lama, Megawati perlahan kembali berdiri di podium. Ia mencoba melanjutkan pidatonya. Namun tak sepatah kata pun keluar. Air matanya masih mengalir. Matanya menatap ke arah ribuan kader yang kini berdiri dalam barisan penuh haru dan semangat.

Dalam keheningan yang menyelimuti ruangan, tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara yel-yel:
“PDI Perjuangan! Solid! Militan! Setia!”

Sorakan itu disambut gema dari seluruh penjuru ruangan, membuat suasana kembali mengguncang. Dan akhirnya, dengan suara parau namun penuh tekad, Megawati mengangkat tangan ke udara dan meneriakkan:
“Merdeka! Merdeka! Merdeka!”

Sontak, ruangan kembali pecah. Tangis, tawa, dan semangat menyatu dalam satu momen yang akan selalu dikenang dalam sejarah PDI Perjuangan.

Kongres yang awalnya dijadwalkan membahas agenda internal partai, kini berubah menjadi panggung rekonsiliasi emosional. Para pengamat politik yang hadir pun tak bisa menutupi keheranan mereka. Momen ini bukan sekadar tentang kembalinya Hasto tapi tentang simbol loyalitas, pengampunan, dan ikatan ideologis yang tetap kokoh di tengah badai.

Kongres VI PDI Perjuangan belum usai, namun satu hal sudah pasti: air mata Megawati hari ini telah berbicara lebih lantang dari pidato politik manapun.**

Berikut Struktural DPP PDI PERJUANGAN 2025 – 2030.

1. Ketua Umum: Prof. DR. Megawati Soekarnoputri

2. Kehormatan : Komarudin Watubun
3. Pemenangan Pileg: Bambang Wuryanto
4. Pemenangan Pemilu Eksekutif: Deddy Sitorus
5. Ideologi dan Kaderisasi: Djarot Saiful Hidayat
6. Keanggotaan dan Organisasi : Andreas Hugo Pareira
7. Sumberdaya; Said Abdullah

8. Politik: Puan Maharani
9. Pemerintahan dan Otda: Ganjar Pranowo
10. Luar Negeri: Ahmad Basarah
11. Reformasi Sistem Hukum Nasional: Yasonna H. Laoly
12. Perekonomian: Basuki Tjahaya Purnama
13. Kebudayaan: Rano Karno
14. Pendidikan: Puti Guntur
15. Kebijakan Publik dan Reformasi Birokrasi Kerakyatan: Abudullah Azwar Anaz
16. Penanggulangan Bencana: Tri Risma Harini
17. Industri Perdagangan dan Tenaga Kerja: Darmadi Durianto
18. Kesehatan: Ribka Tjiptaning
19. Jaminan Sosial : Charles Honoris
20. Perempuan dan Anak: I Gusti Bintang Ayu
21. Koperasi dan UMKM: Andreas Edi Susetyo
22. Pariwisata: Yanti Sukamdani
23. Pemuda dan Olahraga: Esti Wijayati
24. Agama dan Kepercayaan: Zuhairi Misrawi (non aktif)
25. Ekonomi Kreatif dan Digital: Prananda Prabowo
26. Pertanian dan Pangan: Sadarestuwati
27. Kelautan dan Perikanan : Rokhmin Dahuri
28. Kehutanan dan Lingkungan Hidup: Eriko Sotarduga
29. Hukum dan Advokasi: Ronny Talapesy

30. Sekretaris Jenderal: Ibu Mega (dirangkap)
Wakil Sekretaris Jenderal
31. Bidang Internal: Dolfie OFP
32. Bidang Pemerintahan: Utut Adianto
33. Bidang Kerakyatan: Sri Rahayu
34. Bidang Komunikasi: Adian Napitupulu
35. Bidang Kesejretariatan: Aryo Adi Dharmo

36. Bendahara: Olly Dondokambey
Wakil Bendahara
37. Internal: Rudianto Tjen
38. Eksternal: Yuke Yurike

Exit mobile version