Gresik_HARIANESIA.COM_ Jum’at 21 November 2025_Tradisi spiritual Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali terajut dengan khidmat pada hari ini. Utusandalem Karaton Surakarta Hadiningrat, KRA. Sariyono Sancoko Guno Nagoro, bersama para ulama dan abdidalem melakukan sowan dan ziarah ke makam leluhurdalem Gurudalem Sunan Giri di Gresik. Agenda ziarah ini merupakan rangkaian kegiatan rutin Karaton yang menegaskan identitasnya sebagai Karaton Islam yang menjaga kesinambungan ajaran dan warisan para Sunan serta Wali tanah Jawa.
Rombongan utusandalem disambut hangat oleh pengelola kawasan pasareyan, kemudian melaksanakan doa bersama yang dipimpin oleh Ulama Karaton Surakarta Hadiningrat, KRT Imam Widodo Seco Dipuro. Suasana hening, penuh kekhidmatan, dan sarat wibawa tradisi menyelimuti kompleks makam salah satu wali besar tersebut.
Dalam kesempatan itu, KRA. Sariyono Sancoko Guno Nagoro menyampaikan bahwa ziarah ini dilaksanakan atas dawuh langsung dari Sri Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (S.I.S.K.S) Pakoe Boewono XIV. Dawuh tersebut menjadi dasar bagi abdidalem untuk melaksanakan tradisi mendoakan para leluhurdalem sebagai bagian penting dari budaya spiritual Karaton Surakarta.
“Kita abdidalem mendapatkan dawuh dari S.I.S.K.S Pakoe Boewono XIV untuk ziarah ke makam leluhurdalem Sunan Gresik. Ini adalah wujud pelestarian tradisi mendoakan leluhur oleh Karaton Surakarta Hadiningrat. Di pasareyan ini kami berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar S.I.S.K.S Pakoe Boewono XIV diberi kesehatan, kekuatan, panjang umur, serta kebijaksanaan melalui berkah karomah leluhurdalem Sunan Giri,” tutur KRA. Sariyono dengan penuh hormat.
Ziarah ini tidak hanya menjadi ungkapan bakti kepada leluhur, namun juga simbol kesinambungan spiritual antara Karaton Surakarta dengan para Sunan yang menjadi sendi peradaban Islam di tanah Jawa. Tradisi seperti ini telah berlangsung turun-temurun dan terus dijaga sebagai bagian dari jati diri Karaton Surakarta yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius, moral, dan kebudayaan luhur.
Karaton Surakarta menegaskan bahwa aktivitas ziarah berlandaskan agama seperti ini dilakukan secara rutin, sebagai tanda komitmen untuk terus memelihara hubungan spiritual dengan para leluhurdalem. Tradisi ini sekaligus menjadi bentuk penghormatan terhadap jejak dakwah para wali yang telah turut membentuk karakter budaya Jawa yang santun, religius, dan berperadaban.
Dengan berlangsungnya kegiatan ini, Karaton Surakarta memberi pesan bahwa tradisi tidak hanya dijaga, tetapi terus dihidupkan sebagai bagian dari kesalehan budaya dan ketakwaan spiritual, sejalan dengan peran Karaton sebagai pusat warisan Islam dan adab Jawa.[red] hening, penuh kekhidmatan, dan sarat wibawa tradisi menyelimuti kompleks makam salah satu wali besar tersebut.
Dalam kesempatan itu, KRA. Sariyono Sancoko Guno Nagoro menyampaikan bahwa ziarah ini dilaksanakan atas dawuh langsung dari Sri Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (S.I.S.K.S) Pakoe Boewono XIV. Dawuh tersebut menjadi dasar bagi abdidalem untuk melaksanakan tradisi mendoakan para leluhurdalem sebagai bagian penting dari budaya spiritual Karaton Surakarta.
“Kita abdidalem mendapatkan dawuh dari S.I.S.K.S Pakoe Boewono XIV untuk ziarah ke makam leluhurdalem Sunan Gresik. Ini adalah wujud pelestarian tradisi mendoakan leluhur oleh Karaton Surakarta Hadiningrat. Di pasareyan ini kami berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar S.I.S.K.S Pakoe Boewono XIV diberi kesehatan, kekuatan, panjang umur, serta kebijaksanaan melalui berkah karomah leluhurdalem Sunan Giri,” tutur KRA. Sariyono dengan penuh hormat.
Ziarah ini tidak hanya menjadi ungkapan bakti kepada leluhur, namun juga simbol kesinambungan spiritual antara Karaton Surakarta dengan para Sunan yang menjadi sendi peradaban Islam di tanah Jawa. Tradisi seperti ini telah berlangsung turun-temurun dan terus dijaga sebagai bagian dari jati diri Karaton Surakarta yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius, moral, dan kebudayaan luhur.
Karaton Surakarta menegaskan bahwa aktivitas ziarah berlandaskan agama seperti ini dilakukan secara rutin, sebagai tanda komitmen untuk terus memelihara hubungan spiritual dengan para leluhurdalem. Tradisi ini sekaligus menjadi bentuk penghormatan terhadap jejak dakwah para wali yang telah turut membentuk karakter budaya Jawa yang santun, religius, dan berperadaban.
Dengan berlangsungnya kegiatan ini, Karaton Surakarta memberi pesan bahwa tradisi tidak hanya dijaga, tetapi terus dihidupkan sebagai bagian dari kesalehan budaya dan ketakwaan spiritual, sejalan dengan peran Karaton sebagai pusat warisan Islam dan adab Jawa.
Mariyo
