Kartasura – Pentingnya renovasi dan revitalisasi petilasan Kraton Kartasura semakin terasa seiring berjalannya waktu, mengingat Kraton Kartasura pernah menjadi ibukota Kerajaan Mataram Islam yang mempunyai peran krusial dalam sejarah bangsa. Jejak sejarah berharga ini tidak boleh dibiarkan musnah, melainkan harus dijaga dan dilestarikan sebagai warisan atau penanda peradaban luhur untuk pedoman generasi mendatang.
Upaya untuk memberikan perhatian betapa pentingnya revitalisasi dan renovasi petilasan Kraton Kartasura ini antara lain diprakarsai dan disuarakan oleh pemerhati budaya kelahiran Kartasura Dr. H. Djuyamto SH MH sejak awal 2017. Gerakan ini diwujudkan melalui berbagai kegiatan kebudayaan, mulai dari acara tradisional seperti Besik dan Sadranan, langkah literasi melakukan penerbitan buku Greget Kartasura yang mengangkat sisi bumi Kartasura dari berbagai dimensi positif tanpa mengabaikan sisi ontetik kesejarahan , hingga langkah nyata pembuatan wayang kulit Babad Kartasura yang mengabadikan cerita sejarah lahir sampai runtuhnya Kraton Kartasura melalui media seni wayang kulit.
Selain itu, Dr. Djuyamto, SH.MH juga berkolaborasi dengan seniman dan budayawan lokal untuk menciptakan karya seni musik berupa lagu yang bertema-kan Kartasura agar membangkitkan rasa memiliki dan bangga terhadap bumi Kartasura.
Revitalisasi dan renovasi petilasan Kraton Kartasura ini diharapkan tidak hanya menjaga atau melestarikan jejak sejarah, tetapi juga membangkitkan semangat generasi penerus para ahli waris bumi Kartasura agar terus nguri-uri seni dan kebudayaan sehingga akan terbukti bahwa betapa strategisnya Kraton Kartasura sebagai puncak kebudayaan Jawa yang bercirikan harmonisasi ajaran Islam dengan nilai-nilai lokal. Hal ini akan menjadikannya tempat yang hidup, di mana sejarah dan budaya dapat dinikmati dan dipelajari oleh semua kalangan.
Dengan dukungan masyarakat, seniman, dan pihak terkait, diharapkan petilasan Kraton Kartasura dapat kembali menjadi simbol kebanggaan budaya dan sejarah yang tetap hidup di tengah perkembangan zaman.
Mariyo




















