EdukasiPolitik

Komisi I DPR RI Tegaskan Penguatan Ideologi Pancasila Jadi Fondasi Persatuan dan Demokrasi Indonesia

Jakarta_HARIANESIA.COM_ Komisi I DPR RI bersama KomdigI (Komunikasi Digital) Jakarta Selatan menggelar Forum Diskusi Publik bertajuk “Penguatan Ideologi Pancasila” pada Rabu (5/11/2025). Forum ini bertujuan memperkuat pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai Pancasila, terutama di tengah tantangan era digital.

Ketua Komisi I DPR RI, Drs. Utut Adianto, menegaskan bahwa penguatan Pancasila bukan hanya wacana, tetapi harus benar-benar diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat. Ia menekankan pentingnya toleransi, gotong royong, serta penggunaan ruang digital yang sehat.

Implementasi Sila Pertama: Tegakkan Toleransi dan Hormati Keyakinan

Utut menegaskan bahwa perbedaan agama tidak boleh menjadi alasan perpecahan.

“Agama kita, urusan kita. Masjid, gereja, vihara — semuanya harus dijaga dan dihormati. Keyakinan itu membuat kita jadi orang baik, bukan pemicu konflik,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarkan hoaks atau ujaran kebencian terkait keyakinan orang lain.

Sila Kedua: Stop Bullying dan Jaga Kemanusiaan

Utut menyoroti pentingnya perlindungan anak dari perundungan serta penghargaan terhadap pekerja.

“Semua anak punya hak yang sama. Hentikan bullying di sekolah. Hargai kerja keras buruh, bayar upah tepat waktu. Jika ada tetangga kena musibah, segera bantu. Itu wujud kemanusiaan,” tegasnya.

Sila Ketiga: Usai Pemilu, Saatnya Bersatu Bangun Daerah, Ia juga mengajak masyarakat Purbalingga agar kembali menjalin kekompakan pasca pemilu.

“Pilpres dan pilkades sudah selesai. Sekarang saatnya bangun desa bersama. Jangan mudah percaya hoaks di grup WhatsApp, tabayyun dulu,” jelasnya.

Utut menekankan pentingnya gotong royong, kebersihan lingkungan, dan partisipasi aktif warga.

Sila Keempat: Budayakan Musyawarah dan Kritik Konstruktif

Utut menekankan bahwa kritik harus disampaikan melalui jalur yang benar.

“Jangan hanya mengeluh di warung kopi. Ikut musrenbang, sampaikan gagasan secara resmi. Kritik boleh, tapi harus ada solusi. Jika keputusan sudah diambil mayoritas, kita ikut bersama,” pesannya.

Sila Kelima: Tegakkan Keadilan Sosial

Ia juga meminta transparansi dalam penyaluran bantuan sosial dan pemerataan pembangunan.

“Bansos harus tepat sasaran. Infrastruktur desa harus merata, sinyal internet masuk pelosok, dan UMKM lokal wajib didukung,” pungkasnya.


Paparan Pegiat Literasi Digital: Pancasila sebagai Pilar Demokrasi

Narasumber Dedhy Kurniawan, S.STP, M.Si, menegaskan bahwa Pancasila memegang peran vital dalam menjaga demokrasi yang adil dan berkeadilan.

Menurutnya, nilai-nilai Pancasila mendorong:

perlindungan hak asasi manusia,

pengurangan kesenjangan sosial,

pembangunan kebijakan publik yang humanis,

serta pendidikan HAM sejak dini. Ia juga menyoroti pentingnya pendidikan Pancasila di sekolah, keluarga, dan komunitas, termasuk penguatan nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan di kalangan generasi muda.

Paparan Pakar Komunikasi Dr. Usman Kansong: Pancasila dan HAM Tidak Terpisahkan

Dr. Usman Kansong menegaskan bahwa penguatan Pancasila otomatis memperkuat demokrasi dan HAM.

Ia menjelaskan bahwa nilai demokrasi dan HAM tercermin jelas dalam sila-sila Pancasila, seperti:
permusyawaratan,
penghargaan terhadap perbedaan,
perlindungan hak beragama,
serta keadilan sosial.

Menurutnya, pemerintahan yang berlandaskan Pancasila akan mampu mendorong pembangunan berkelanjutan yang lebih manusiawi dan inklusif.

Forum ini menegaskan kembali bahwa Pancasila bukan hanya ideologi, tetapi arah hidup bangsa. Dengan memperkuat implementasi Pancasila dalam ruang publik dan digital, Indonesia diharapkan tetap solid, toleran, dan demokratis di tengah perubahan zaman.(D.Wahyudi)

Exit mobile version