Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
Hukum

Ketika Suara Rakyat Kecil Tak Didengar, Pengacara Jabar Istimewa Menjadi Benteng Terakhir Keadilan

×

Ketika Suara Rakyat Kecil Tak Didengar, Pengacara Jabar Istimewa Menjadi Benteng Terakhir Keadilan

Sebarkan artikel ini
Banner Iklan Harianesia 468x60

Dalam banyak kasus di Jawa Barat, rakyat kecil masih menjadi pihak yang paling sering kalah sebelum pertandingan dimulai. Mereka terjebak dalam jeratan persoalan hukum yang rumit, prosedur yang melelahkan, serta tekanan dari pihak-pihak yang lebih kuat. Ironisnya, keadaan ini kerap dianggap sebagai sesuatu yang wajar seolah-olah ketidakadilan sudah menjadi bagian dari nasib mereka sebagai “orang kecil”.

Padahal *ketidakadilan itu tidak pernah bisa dianggap biasa.*
*Suara rakyat kecil yang tidak didengar bukanlah sesuatu yang wajar.*

Banner Iklan Harianesia 300x600

Di tengah kondisi seperti inilah gerakan Pengacara Jabar Istimewa hadir sebagai benteng terakhir bagi warga yang selama ini berjalan sendirian. Mereka bukan sekadar kelompok advokat, bukan pula organisasi yang sibuk membuat seminar tanpa aksi nyata. Mereka adalah kekuatan moral yang turun langsung ke ruang-ruang yang selama ini luput dari perhatian publik.

Gerakan ini sejalan dengan spirit yang terus digaungkan Gubernur Jawa Barat, *Dedi Mulyadi SH*, yang menempatkan keberpihakan kepada wong cilik sebagai titik utama pembangunan manusia Jawa Barat. Bahwa negara harus hadir bukan hanya dalam bentuk kebijakan, melainkan melalui keberanian untuk membela mereka yang paling lemah.

Baca Juga :  Pencemaran Berat di Situ Bahar Depok: JPKPN DPC Depok Desak Ditjen GAKKUM KLHK Tindak Tegas Pelaku Pembuangan Limbah B3

*Mengisi Kekosongan Negara dalam Melindungi Warga Lemah*

Pengacara Jabar Istimewa mengisi ruang kosong yang selama ini tidak dijangkau lembaga-lembaga formal. Mereka turun ke gang-gang sempit, warung kecil, rumah petak, hingga ruang keluarga tempat warga duduk kebingungan mencari jalan keluar. Dengan bahasa sederhana, mereka menjelaskan hak-hak hukum yang selama ini asing bagi masyarakat kecil.

Pendampingan yang diberikan bukan hanya teknis, tetapi emosional.
Mereka hadir sejak awal, mendengarkan dengan sabar, mengumpulkan bukti, menenangkan keluarga yang panik, hingga berdiri sebagai perisai ketika warga menghadapi aparat atau pihak yang berkekuatan jauh lebih besar. Inilah bentuk keberpihakan paling nyata hadir ketika rakyat tidak punya siapa pun untuk diandalkan.

*Kasus-Kasus Rakyat Kecil yang Luput dari Sorotan*

Selama ini, Pengacara Jabar Istimewa banyak menangani persoalan yang tidak pernah muncul di media, tetapi sangat nyata dirasakan masyarakat, seperti:

• Warga yang dipanggil polisi tanpa pendampingan hukum.

• Buruh dan pekerja harian yang diberhentikan sepihak tanpa pesangon.

• Ibu rumah tangga yang menjadi korban kekerasan domestik, namun takut melapor.

Baca Juga :  Kajari Depok Gunawan Sumarsono Tegaskan Komitmen Dukung Optimalisasi PAD dan Kawal Pembangunan Kota Depok

• Pedagang kecil yang diperas atau ditipu dalam transaksi yang tidak mereka pahami.

• Keluarga miskin yang ditekan untuk menandatangani dokumen legal tanpa penjelasan.

• Warga yang dikriminalisasi hanya karena posisi sosialnya lemah.

Persoalan-persoalan ini bukan sekadar masalah hukum; ini adalah persoalan kemanusiaan. Ini tentang orang-orang yang kehilangan keberanian karena merasa sendirian menghadapi sistem yang besar dan dingin.

Hadirnya Advokat Nasional untuk Rakyat Kecil

Barisan Pengacara Jabar Istimewa semakin kuat dengan bergabungnya tokoh advokat yang dikenal luas di Jawa Barat dan secara nasional, Polmer Sirait, S.H., M.H., M.H.Kes., C.Ht. Kehadirannya menjadi penanda bahwa gerakan ini bukan main-main atau sekadar pencitraan.

Polmer terjun langsung ke lapangan. Ia duduk bersama warga kecil, mendengarkan persoalan mereka satu per satu, dan memastikan tidak ada intimidasi atau kesewenang-wenangan yang menekan mereka. Kehadiran seorang advokat berpengalaman seperti Polmer mempertegas bahwa pembelaan terhadap rakyat kecil adalah panggilan jiwa sebuah dedikasi, bukan sekadar profesi.

Keadilan Tidak Akan Datang Sendiri

Baca Juga :  Tandatangani Perjanjian MLA, Polandia Jadi Negara Kedua di Eropa Yang Memiliki Kerjasama Hukum Pemberantasan Kejahatan Lintas Negara dengan Indonesia

Rakyat kecil sering kali hanya menginginkan satu hal : didengar.

Mereka ingin suaranya dianggap, haknya dihormati, dan hidupnya tidak diperlakukan seolah tidak bernilai. Pengacara Jabar Istimewa memberikan itu semua. Mereka mengubah rasa takut menjadi keberanian, mengubah kebingungan menjadi arah, dan mengubah ketidakpastian menjadi harapan.

Gerakan ini menjadi pengingat bahwa hukum tidak boleh memihak hanya kepada mereka yang kaya dan berkuasa. Hukum harus menjadi pelindung semua warga negara terutama mereka yang paling lemah dan paling sering dipinggirkan.

Pengacara Jabar Istimewa bukan organisasi biasa.
Mereka adalah perlawanan.
Mereka adalah suara rakyat kecil yang selama ini diredam.
Mereka adalah bukti bahwa solidaritas masih hidup di tengah banyaknya ketidakpedulian.

Selama masih ada rumah-rumah sempit yang menyimpan tangis diam-diam, selama masih ada rakyat kecil yang takut menghadapi proses hukum sendirian, Pengacara Jabar Istimewa akan terus berdiri di garis depan perjuangan.

Keadilan tidak akan pernah turun dari langit.
Keadilan harus diperjuangkan dengan keberanian, ketegasan, dan keberpihakan kepada mereka yang paling membutuhkan.

*Oleh* : Roni Maulana Arsy (Praktisi Media )

(Levi)

Banner Iklan 1
Banner Iklan Harianesia 120x600