Hukum

Kebijakan Kepala UPTD Widhy Kurniatun, Terlalu Arogan dan Sewenang wenang, Membuat Resah Pegawai

Bandung,-Situasi di UPTD Griya Lansia Bandung tampaknya sangat memprihatinkan. Kepala UPTD yang baru, Dr. Hj. Widhy Kurniatun, ST., dikabarkan memiliki gaya kepemimpinan yang tidak menyenangkan bagi staf dan klien. Beberapa staf merasa tidak nyaman dan resah dengan kebijakan yang selalu mendahulukan ego dan kepentingan pribadi.

Beberapa keluhan yang disampaikan antara lain:
– *Mutasi Staf*: Kepala UPTD berencana memindahkan staf ASN dan honorer tanpa mempertimbangkan pengabdian dan loyalitas karyawan.
– Semestinya ASN yang bermasalah yang harus di mutasi, dan jangan berdampak kepada ASN ASN lainya yang tidak Bermasalah.
– *Pemberhentian Pegawai Honorer*: Beberapa pegawai honorer akan diberhentikan untuk digantikan oleh orang-orang yang dibawa oleh Kepala UPTD.
– *Kurangnya Empati*: Kepala UPTD dianggap tidak memiliki rasa empati dan kemanusiaan, serta terlalu mementingkan kepentingan sendiri.

Staf meminta bantuan untuk dapat bekerja dan mengabdi pada instansi tanpa tekanan dan intimidasi. Mereka berharap memiliki pimpinan yang memiliki rasa empati dan kemanusiaan.

Dalam konteks ini, perlu diingat bahwa mutasi dan promosi ASN harus dilakukan berdasarkan sistem merit, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2023 tentang ASN. Proses ini harus transparan, adil, dan profesional.

Seperti diketahui Dr. Hj. Widhy kurniatun, ST., M.Si kepala uptd Griya Lansia Bandung baru menjabat per 1 september 2025, pindahan dari KCD Tasik yang pernah kasus di demo mahasiswa, ternyata tidak memberikan kenyamanan ke semua staf, membuat staf resah,takut dengan kebijakan nya selalu mendahulukan ego nya, dan klien ( klien lanjut usia ) pun banyak yang curhat dirinya terlalu sombong dan tidak dekat, dengan kebijakan nya berencana memindahkan staf staf pegawai dan honorer/ Outsorcing tanpa mempertimbangkan pengabdian dan loyalitas karyawan yang datanya sudah masuk ke kepegawaian Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.

Bahkan menurut Informasi ada yg pegawai honor yang mau diberhentikan, karena dirinya ingin memasukan orang orang bawa’annya untuk dijadikan penggant.

Hal ini membuat resah seluruh karyawan di lingkungan dan naungan Griya Lansia yang dibawahi kepala uptd tersebut, dengan sangat hormat meminta bantuan untuk kita sebagai staf dibawah hususnya yg nama nama yang sudah diusulkan ke kepegawain dinsos agar kami bisa bekerja dan mengabdi pada instansi dan juga dekat dengan keluarga, mengingat kepemimpinan beliau yang tidak memberikan kenyamanan buat pegawai dan penghuni jompo, serta terlalu mementingkan kepentingan sendiri dan mendahulukan keinginan sendiri. Merendahkan karyawan honorer dan selalu mengutamakan hanya 1 oranh pegawai saja.
“kita semua hanya staf staf biasa yang kalau kurang dalam bekerja butuh bimbingan bukan dimutasi sehingga jauh dengan keluarga”.
Sebagai seorang pemimpin semestinya harus memiliki rasa empati dan rasa kemanusiaan bukan pimpinan yang sewenang wenang dan merasa sok berkuasa. (Yudi)

Exit mobile version