Edukasi

Diduga Ada Pembiaran oleh PT Purnawangi Maju Jaya, Air Hujan Masuk ke Rumah Warga Ciptaharja ‎

Cipatat, KBB_HARIANESIA.COM_ Warga Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, mengeluhkan aliran air hujan yang masuk ke rumah mereka setiap kali hujan deras. Dugaan sementara, air tersebut berasal dari saluran pembuangan di area perkebunan milik PT Purnawangi Maju Jaya yang berada di wilayah setempat.

‎Keluhan tersebut datang dari sejumlah warga  RW 05, serta RW 20 Desa Ciptaharja. Mereka menyebut air dari area perkebunan mengalir deras ke pemukiman hingga masuk ke rumah warga dengan ketinggian mencapai mata kaki.(3/10/2025)

‎ “Banjir yang terdampak di RW 20 dan RW 05, terutama RT 02, memang kalau secara alam air pasti turun ke bawah. Tapi seharusnya pihak perkebunan bisa menyiasati itu, karena mereka berskala besar,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

‎Warga juga menilai pihak perkebunan tidak memiliki kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitar, baik dalam bentuk sosial maupun ekonomi.

‎ “Perkebunan itu masuk wilayah RW 05, tapi tidak ada kontribusi sama sekali untuk warga. Saat panen pun warga hanya bisa melihat, seolah lebih baik buahnya busuk daripada dijual murah ke masyarakat sekitar. Sekarang malah air dari perkebunan mengalir ke rumah-rumah warga setiap hujan turun,” tambah warga lainnya.

‎Menanggapi hal tersebut, awak media mencoba mengkonfirmasi ke pihak PT Purnawangi Maju Jaya. Awak media diterima oleh Eko, selaku bagian sarana dan prasarana perkebunan.(3/10/2025)

‎ “Kami belum menerima laporan dari masyarakat. Biasanya kalau ada keluhan langsung disampaikan ke kami. Seperti yang dulu-dulu, waktu di Kampung Cijuhung, kami langsung benahi karena selokannya penuh lumpur,” ujar Eko.

‎Namun demikian, Eko mengaku tidak bisa memberikan keterangan lebih lanjut tanpa izin dari pihak manajemen.

‎ “Saya tidak bisa menjawab semua, karena harus ada izin dari manajemen,” pungkasnya.

‎Warga berharap pihak perusahaan dan pemerintah desa segera menindaklanjuti permasalahan ini agar tidak terus berulang setiap musim hujan tiba.

Pawarta: Agus Nugroho/Levi

 

Exit mobile version