Wonogiri — Polsek Ngadirojo Polres Wonogiri menggelar sosialisasi pencegahan pernikahan dini, kenakalan remaja, dan bahaya narkoba di Aula Kantor Kelurahan Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo, Rabu (3/12/2025) pagi. Kegiatan ini menyasar para remaja desa sebagai upaya edukatif untuk membangun kesadaran sejak dini mengenai risiko sosial yang dapat mengancam masa depan generasi muda.
Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB dan dihadiri oleh Kepala Desa Pondok, Kepala KUA, serta perwakilan Polsek Ngadirojo yaitu Briptu Panji dan Briptu Bintang. Para peserta diberikan pemahaman mengenai dampak negatif pernikahan usia dini, potensi berkembangnya kenakalan remaja, hingga ancaman narkoba yang semakin menyasar kalangan muda.
Petugas menekankan pentingnya peran keluarga, sekolah, dan lingkungan dalam membentuk karakter serta membentengi remaja dari perilaku berisiko. Edukasi disampaikan dengan pendekatan dialogis, sehingga peserta dapat memahami langsung konsekuensinya dan berdiskusi mengenai permasalahan sosial yang kerap muncul di sekitar mereka.
Sementara itu Kapolres Wonogiri AKBP Wahyu Sulistyo, S.H., S.I.K., M.P.M., melalui Kasihumas AKP Anom Prabowo, S.H., M.H., memberikan apresiasi terhadap langkah preventif yang dilakukan jajaran Polsek Ngadirojo.
“Polri memiliki tugas pokok untuk melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat. Sosialisasi seperti ini adalah bagian dari upaya kami dalam mencegah terjadinya gangguan kamtibmas sejak dari hulunya, terutama yang melibatkan generasi muda,” ujarnya.
Beliau menegaskan bahwa isu pernikahan dini, kenakalan remaja, dan narkoba merupakan persoalan kompleks yang harus ditangani secara kolaboratif.
“Remaja adalah aset masa depan. Kami ingin memastikan mereka tumbuh di lingkungan yang sehat, aman, dan bebas dari pengaruh negatif. Upaya edukasi seperti ini harus terus dilaksanakan, karena pencegahan jauh lebih efektif daripada penindakan,” lanjutnya.
Kapolres juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mengawasi perkembangan remaja di lingkungan masing-masing.
“Polri tidak bisa bekerja sendiri. Kami berharap kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah desa, tokoh agama, sekolah, dan masyarakat dapat memperkuat benteng moral anak-anak kita,” tutupnya.
Mariyo
