Bogor_HARIANESIA.COM_Kegiatan penanaman pohon di Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, yang dihadiri langsung oleh Bupati Bogor, mendapat apresiasi sekaligus kritik tajam dari sejumlah aktivis lingkungan dan antikorupsi.
M. Rojai dari LSM Matahari menilai, kegiatan penghijauan semestinya tidak hanya berhenti pada acara seremonial atau pencitraan semata, Namun harus meniktik beratkan kepada prioritas hasil yang dapat di nikmati oleh seluruh kalangan masyarakat luas yang ingin berdestinasi ke puncak
“Melestarikan alam dari aspek penghijauan itu bagus, tapi harus melihat sisi keadilan sosial dan kemanusiaan yang beradab, dalam arti arti secara hakiki alam tetap lestari tanpa adanya aspek komersialisasi dari para pengusaha besar yang diduga terkadang inin Merauke keuntungan yang besar dari masyarakat Jangan sampai pohon ditanam dengan bidikan di kamera, yang terpubklikasi luas, tapi rakyat di pelosok masih mengalami hidup dengan jalan masih berlubang, dan masih pula ada yang kekurangan air bersih,” ujar Rojai menyindir.
Kegiatan penanaman pohon tersebut memang menuai beragam tanggapan dari masyarakat. Di media sosial, warga banyak melontarkan kritik tajam terkait kondisi nyata di lapangan, dikutip ” dari komentar beberapa warga melalui platform media sosial” diantaranya :
1. Jalan pelosok desa masih banyak rusak.
2. Air bersih di pedalaman kabupaten belum tersedia.
3. Pedagang kecil sering jadi korban penertiban, sementara bangunan besar dibiarkan.4
. Puncak semakin hijau, tapi tiket wisata makin mahal dan rakyat kecil makin tersingkir.
Sementara itu, Ketua Umum Kumpulan Pemantau Korupsi Banten Bersatu (KPKB), Dede Mulyana, turut angkat bicara. Ia menegaskan bahwa kegiatan penghijauan harus transparan dalam penggunaan penyerapan anggaran yang harus berorientasi berpihak kepada masyarakat.
“Seharusnya penyerapan anggaran untuk kegiatan penanaman penghijauan di Desa Sukagalih harus tepat sasaran. Kegiatan tersebut harus tetap berlandaskan pada keadilan yang beradab, artinya berimbang demi masyarakat di daerah itu dapat menikmati hasilnya. Rencana ke depan harus memprioritaskan yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat,” tegas Kang Dede.
Ia juga menyoroti potensi komersialisasi kawasan hijau yang justru bisa menekan masyarakat kecil.
“Jangan sampai penghijauan dijadikan ajang bisnis di bawah pengusaha yang menitikberatkan hitungan keuntungan. Kalau nanti tiket wisata malah makin mahal, terlebih padahal saat weekend, lebaran, natal dan tahun baru. masyarakatlah yang kembali terbebani dari niat mereka yang hanya ingin menikmati alam,” tambahnya.
Para aktivis mengingatkan, penghijauan sejati bukan hanya soal menanam pohon, melainkan juga menumbuhkan keadilan dan keseimbangan terhadap alam semesta dan kehidupan diatasnya
“Jangan hanya Puncak yang dihijaukan, tapi rakyatnya dikeringkan oleh ketidakadilan,” tutup Rojai dengan nada tajam. 🌱(LV)
