Edukasi

Aktivis Lingkungan Matahari Desak Aksi Nyata dalam Pengelolaan Sampah dan Penghijauan

Bogor – Dalam momentum peringatan Hari Bumi, Aktivis Lingkungan Matahari mengunjungi tempat pembibitan tanaman yang dikelola oleh Forum Komunikasi Masyarakat Gunung Salak (FKMGS) serta fasilitas pengolahan sampah setempat pada 2 April 2025. Kunjungan ini bukan sekadar seremoni, tetapi seruan tegas agar upaya pelestarian lingkungan dan pengelolaan sampah dilakukan dengan lebih serius dan berkelanjutan.

Ketua FKMGS, Haidin Ds (Kang Daeng), mengakui tantangan besar yang dihadapi dalam penghijauan dan pengolahan sampah. “Kami menyambut baik dorongan dari Aktivis Lingkungan Matahari. Ini menjadi pengingat bagi kami bahwa kerja keras harus terus ditingkatkan agar program penghijauan dan pengelolaan sampah berjalan lebih efektif,” ujarnya.

Humas FKMGS, Eko, menegaskan bahwa kegiatan ini harus menjadi pemicu aksi nyata, bukan sekadar seremoni tahunan. “Kami berharap kunjungan ini menggugah lebih banyak pihak untuk tidak hanya peduli, tetapi juga bertindak nyata dalam menjaga lingkungan, baik melalui penghijauan maupun sistem pengelolaan sampah yang lebih tegas dan disiplin,” katanya.

Perwakilan Aktivis Lingkungan Matahari, Zeffrri, menekankan pentingnya komitmen jangka panjang. “Apresiasi saja tidak cukup. Kita butuh tindakan konkret dan kebijakan yang lebih kuat untuk menyelamatkan lingkungan. Tanpa langkah serius, kita hanya akan terus menyaksikan degradasi bumi tanpa solusi nyata,” tegasnya.

Kunjungan ini diharapkan menjadi pemicu perubahan nyata dalam kebijakan dan aksi lingkungan, bukan sekadar agenda seremonial. Semua pihak, baik komunitas, pemerintah, maupun masyarakat luas, harus segera mengambil langkah konkret demi masa depan bumi yang lebih hijau dan sehat.

Menhan Sjafrie Tinjau Penertiban Tambang Timah Ilegal di Hutan Produksi Bangka Tengah Bangka Tengah – Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin meninjau langsung operasi penertiban tambang timah ilegal yang dilakukan Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) di Dusun Nadi, Bangka Tengah, Rabu (19/11/2025). Kunjungan ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah memperketat pengawasan terhadap aktivitas pertambangan di kawasan hutan produksi—wilayah yang seharusnya dilindungi dari eksploitasi tanpa izin. Dalam peninjauan tersebut, Sjafrie menerima laporan bahwa aktivitas penambangan berlangsung di area seluas 262,85 hektare, seluruhnya beroperasi tanpa Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH/PPKH). Ketiadaan izin tersebut menguatkan dugaan bahwa praktik tambang ilegal ini telah berlangsung lama dan dilakukan secara terorganisir dengan dukungan peralatan berat. “Penertiban ini bukan sekadar persoalan administrasi. Ini menyangkut keamanan, kerusakan lingkungan, dan tata kelola sumber daya alam yang wajib dipatuhi,” tegas Sjafrie saat meninjau lokasi. Satgas PKH melaporkan sejumlah titik tambang sudah ditutup, sementara alat berat diamankan sebagai barang bukti untuk proses hukum lebih lanjut. Pemerintah pusat juga menegaskan akan memperkuat koordinasi lintas kementerian dan aparat penegak hukum guna memastikan aktivitas ilegal tidak kembali muncul. Di Kepulauan Bangka Belitung—wilayah yang sejak lama berada dalam tekanan eksploitasi pertambangan—langkah penertiban ini menjadi ujian konsistensi negara dalam menjaga kawasan hutan produksi dari alih fungsi ilegal. Sejumlah penelitian lembaga independen juga mencatat bahwa aktivitas tambang ilegal berkontribusi signifikan terhadap sedimentasi sungai, penurunan kualitas tanah, hingga memicu konflik lahan dengan masyarakat sekitar. Kementerian Pertahanan memastikan operasi penertiban akan dilanjutkan hingga seluruh wilayah bermasalah benar-benar bersih dari aktivitas ilegal. “Kita ingin memastikan kawasan ini kembali pada fungsi ekologisnya dan aturan negara ditegakkan tanpa kompromi,” ujar Sjafrie. (HR)
Edukasi

Bangka Tengah_HARIANESIA.COM_Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin meninjau langsung operasi…

Exit mobile version