LEBAK_HARIANESIA.COM_Sabtu, 22 November 2025, Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Prof. Dr. Reda Manthovani memimpin langsung penanaman bibit cabai dan bawang merah dalam rangka Program Jaksa Mandiri Pangan di Kabupaten Lebak, Banten. Kegiatan ini menjadi langkah nyata Kejaksaan dalam mengawal akselerasi swasembada pangan nasional.
Dalam sambutannya, Jamintel menegaskan bahwa penguatan sektor pangan adalah fondasi kemandirian bangsa. Program Jaksa Mandiri Pangan sejalan dengan Visi-Misi Pemerintahan Prabowo–Gibran, yang menempatkan ketahanan dan kedaulatan pangan sebagai prioritas nasional. Pemerintah telah menggelontorkan anggaran besar untuk sektor ini, dan Kejaksaan berperan memastikan setiap rupiah dieksekusi tepat sasaran melalui pemanfaatan data, teknologi pertanian, dan pemberdayaan petani.
“Lebak dipilih sebagai wilayah prioritas karena potensi lahannya yang luas dan fungsinya sebagai daerah penyangga pangan bagi Jabodetabek yang memiliki demand sangat besar,” tegas Jamintel.
Fokus program ini adalah penguatan produksi cabai dan bawang merah dua komoditas strategis dengan volatilitas harga tinggi. Meski data nasional menunjukkan surplus cabai sekitar 500 ribu ton per tahun, sejumlah daerah tetap mengalami defisit akibat dampak El Nino. Pemerintah pun terus melakukan stabilisasi harga bawang merah yang sering bergejolak.

Program ini diarahkan untuk memperkuat kapasitas produksi daerah, menstabilkan rantai pasok dari desa, sekaligus menangkap peluang ekspor cabai kering tahun 2025 yang bernilai ekonomi tinggi bagi petani.
Jamintel juga menyoroti persoalan klasik petani: produksi melimpah namun harga jual tidak memihak. Untuk memutus mata rantai persoalan itu, Kejaksaan melalui Jaksa Garda Desa dan Jaksa Mandiri Pangan menggandeng Pemerintah Kabupaten Lebak, Telkom University, dan PT PASKOMNAS Indonesia. Kolaborasi ini membangun Sistem Pengelolaan Lahan Holtikultura berbasis teknologi agar produktivitas dan harga petani terlindungi.
Penguatan tata kelola desa dilakukan melalui aplikasi digital Real Time Monitoring Village Management Funding (Jaga Desa) yang mampu memetakan perencanaan, penggunaan, dan realisasi anggaran desa. Aplikasi ini juga mengintegrasikan pendataan lahan serta pemantauan produktivitas pangan secara real time.
Selain itu, Program Petani Mitra Adhyaksa dirancang untuk memastikan petani naik kelas melalui pendampingan hukum, edukasi pola tanam modern, akses pupuk, teknologi tepat guna, dan jaminan pemasaran. Program ini melibatkan PT Pupuk Indonesia, Telkom University, dan PT Paskomnas Indonesia sebagai mitra strategis.
Di akhir sambutan, Jamintel menegaskan harapannya agar kegiatan penanaman ini menjadi tonggak transformasi desa.
“Desa bukan hanya penerima manfaat, tetapi harus menjadi pusat produksi pangan strategis yang menggerakkan ekonomi nasional,” ujarnya.
Acara ini turut dihadiri pejabat dari Kementerian Desa, PT Paskomnas, PT Telkom Indonesia, PT Pupuk Indonesia, Telkom University, Kejaksaan Tinggi Banten, jajaran Jaksa Agung Muda Intelijen, Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kabupaten Lebak, serta Kejaksaan Negeri Lebak.
(HR)




















