Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
Edukasi

Membangun Ruang Digital Anak yang Aman, Cerdas, dan Beretika di Era Teknologi

×

Membangun Ruang Digital Anak yang Aman, Cerdas, dan Beretika di Era Teknologi

Sebarkan artikel ini
Banner Iklan Harianesia 468x60

Jakarta_HARIANESIA.COM_ 31 Oktober 2025_Perkembangan teknologi yang begitu pesat menuntut semua pihak untuk memastikan anak-anak dapat tumbuh di ruang digital yang aman dan mendidik. Dalam seminar bertema “Ruang Digital Anak: Aman, Cerdas, dan Beretika di Dunia Maya” yang digelar di STMIK Jayakarta, Jakarta, Jumat (31/10/2025), pakar teknologi dan akademisi Dr. Verdi Yasin, S.Kom., M.Kom. menegaskan pentingnya membangun ruang digital yang tidak hanya canggih, tetapi juga berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial.

“Teknologi bukan sekadar alat, melainkan perpanjangan tangan manusia. Karena itu, ruang digital anak harus menumbuhkan nilai kemanusiaan, bukan menghapusnya,” ujar Dr. Verdi.

Banner Iklan Harianesia 300x600

Sebagai Kepala Pusat Pengembangan Ilmu dan Publikasi Ilmiah STMIK Jayakarta, Dr. Verdi dikenal sebagai peneliti dan editor berbagai jurnal nasional maupun internasional yang fokus pada literasi digital, etika teknologi, serta perlindungan anak di dunia maya.

Perjalanan ruang digital anak mengalami transformasi panjang. Jika pada abad ke-20 anak-anak hanya mengenal teknologi melalui permainan mekanik sederhana, kini mereka hidup di tengah dunia digital yang kompleks—mulai dari gim daring, media sosial, hingga platform pembelajaran online.

Baca Juga :  Ditjend KPM menggelar Sosialisasi Webinar dengan Tema "Literasi Keuangan" bersama Anggota DPR RI

Menurut data tahun 2024, lebih dari 90 persen anak Indonesia telah mengakses internet, dengan sebagian besar menggunakan gawai pribadi. Namun, peningkatan akses ini juga membawa risiko baru, seperti penyalahgunaan data pribadi, konten negatif, dan kekerasan siber.

“Kita tidak bisa menolak digitalisasi, tapi kita bisa menuntunnya agar menjadi ruang yang aman dan bermakna,” tambah Dr. Verdi.

Filsafat Humanistik dalam Ruang Digital Anak, Dalam paparannya, Dr. Verdi menekankan pentingnya pendekatan humanistik dalam mendesain ruang digital. Anak harus diperlakukan sebagai subjek aktif, bukan objek pengguna teknologi.

Nilai-nilai yang perlu dijaga di dunia digital antara lain kebebasan dengan tanggung jawab, kejujuran, empati, solidaritas sosial, dan kreativitas. Dunia maya, katanya, seharusnya menjadi sarana pembentukan karakter, bukan sekadar hiburan.

Literasi Digital sebagai Pilar Utama Perlindungan Anak, Dr. Verdi menjelaskan bahwa literasi digital anak harus mencakup empat komponen penting:

1. Kecakapan Digital, kemampuan menggunakan perangkat dan platform digital dengan aman.
2. Budaya Digital, pemahaman terhadap norma sosial dan budaya dunia maya.
3. Etika Digital, perilaku yang sopan, santun, dan bertanggung jawab saat berinteraksi online.
4. Keamanan Digital, kemampuan melindungi diri dan data pribadi dari ancaman siber.

Baca Juga :  BPSDM Hukum dan HAM Gelar Wisuda 625 Lulusan Poltekip dan Poltekim:“Tonggak Baru dalam Sejarah Kementerian”

“Tujuan utama literasi digital adalah melahirkan generasi yang melek teknologi namun tetap beradab dan empatik,” jelasnya.

Kebijakan Pemerintah: PP Tunas 2025, Sebagai upaya sistemik, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak atau dikenal sebagai PP Tunas.

Regulasi ini mewajibkan setiap platform digital menyediakan sistem verifikasi usia, klasifikasi risiko konten, serta mekanisme pengawasan orang tua. Misalnya, anak di bawah 13 tahun hanya boleh mengakses situs edukatif dengan pengawasan langsung, sementara anak berusia 16–17 tahun diperbolehkan mengakses platform berisiko sedang dengan bimbingan orang tua.

Namun, Dr. Verdi mengingatkan bahwa kebijakan pemerintah hanyalah pengaman tambahan.

“Peran orang tua tetap yang utama. Mereka harus menjadi pendamping digital bagi anak-anaknya,” ujarnya.

Baca Juga :  Trofi Fourfeo Mini Soccer Peradi Jakbar: Ikadin Jaksel Raih Juara Pertama

Strategi Efektif untuk Orang Tua, Dalam konteks keluarga, Dr. Verdi mendorong orang tua untuk:

Membuat aturan waktu penggunaan gawai (screen time).

Mendampingi anak saat bermain atau belajar online.

Membangun komunikasi terbuka tentang aktivitas digital anak.

Menjadi teladan dalam beretika di dunia maya.

“Gawai bukan alat pengasuh. Anak perlu diarahkan, bukan dibiarkan tersesat di dunia digital,” tegasnya.

Menatap Masa Depan Ruang Digital Indonesia, STMIK Jayakarta berkomitmen mendukung terciptanya ekosistem digital anak yang aman, inklusif, dan mendidik melalui riset, literasi publik, dan kolaborasi lintas sektor.

Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat sinergi antara pemerintah, akademisi, sekolah, keluarga, dan penyedia platform digital untuk membangun masa depan anak Indonesia yang berkarakter, kreatif, dan berdaya di ruang digital.

“Ruang digital anak harus menjadi taman belajar yang menyenangkan, bukan ladang bahaya. Generasi digital Indonesia harus tumbuh dengan kecerdasan, kesantunan, dan tanggung jawab,” tutup Dr. Verdi. ( D. Wahyudi)

Banner Iklan 1
Banner Iklan Harianesia 120x600