KARAWANG_HARIANESIA.COM_ Aksi demonstrasi kelompok lembaga swadaya masyarakat (LSM) di depan PT TJ Forge Indonesia, Kawasan Industri KIIC, kembali memicu keluhan dari pekerja dan warga. Unjuk rasa yang berlangsung berulang kali itu dinilai mengganggu aktivitas industri, memacetkan akses utama kawasan, dan menimbulkan kebisingan yang meresahkan.
KIIC yang berstatus sebagai Objek Vital Nasional (Obvitnas) menjadi salah satu kawasan industri yang menampung perusahaan multinasional dan sangat bergantung pada stabilitas operasional. Gangguan beruntun ini dikhawatirkan menimbulkan citra negatif terhadap iklim investasi di Karawang.
“Setiap demo pasti macet dan ribut. Pekerjaan jadi kacau,” ujar seorang karyawan PT TJ Forge Indonesia yang meminta identitasnya dirahasiakan. Keluhan serupa datang dari warga sekitar yang merasa aktivitas harian mereka terganggu oleh keramaian yang terus terjadi.
Indikasi Tekanan Setelah Kontrak Limbah Diputus
Sumber internal kawasan menyebut pola demonstrasi tersebut bukan sekadar protes lingkungan, tetapi diduga berkaitan dengan pemutusan kontrak pengelolaan limbah perusahaan. Kontraktor lama yang tidak lagi mendapat pekerjaan, menurut sumber, diduga merespons pemutusan itu dengan melakukan tekanan melalui jejaring LSM.
Informasi serupa disampaikan sejumlah tokoh desa yang mengetahui alur perpindahan kontrak. “Akar masalahnya bukan isu lingkungan, tapi pertarungan bisnis pengelolaan limbah,” ujar salah satu pejabat desa yang enggan disebut namanya.
Para pelaku industri di KIIC menilai situasi ini “tidak normal” dan berpotensi menjadi catatan negatif bagi calon investor. “Ini kawasan industri besar. Stabilitas itu nomor satu,” kata seorang pengusaha yang beroperasi di kawasan tersebut.

PT TJ Forge Pilih Pengusaha Lokal
Alih-alih kembali ke kontraktor lama, PT TJ Forge Indonesia memilih menunjuk pengusaha lokal dari Desa Sirnabaya sebagai mitra pengelolaan limbah baru. Penunjukan itu dilakukan berdasarkan rekomendasi lembaga desa, antara lain LPM, BPD, dan BUMDes Sirnabaya.
Forum Pengusaha Bersama Desa Sirnabaya (FPBDS) menilai langkah tersebut sebagai keputusan yang tepat.
“Ini memperkuat ekonomi warga sekitar, memastikan kontribusi perusahaan kembali ke desa, dan membangun hubungan yang lebih harmonis antara perusahaan dan masyarakat,” ujar Ketua FPBDS.
Sejumlah tokoh masyarakat juga mengapresiasi langkah PT TJ Forge yang dianggap lebih transparan dan adil dibanding mempertahankan kontraktor sebelumnya.
Harapan Stabilitas Kembali Pulih
Dengan semakin jelasnya motif di balik rangkaian demonstrasi tersebut, warga dan pekerja berharap aksi yang dinilai bermuatan kepentingan sempit itu dapat dihentikan. Mereka meminta kawasan industri kembali tenang agar aktivitas perusahaan dan mobilitas pekerja tidak terganggu.
KIIC yang menjadi salah satu tulang punggung ekonomi Karawang, kata warga, membutuhkan kepastian dan ketenangan bukan kegaduhan yang berisiko mengganggu keputusan bisnis perusahaan di dalamnya.(Tim/Jae)




















