Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
Edukasi

KH. Ahmad Syuk Rillah: Gerakan Anarko Menyimpang, Santri Harus Jadi Garda Kedamaian

10
×

KH. Ahmad Syuk Rillah: Gerakan Anarko Menyimpang, Santri Harus Jadi Garda Kedamaian

Sebarkan artikel ini
Banner Iklan Harianesia 468x60

BANDUNG_HARIANESIA.COM_Di tengah meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap maraknya aksi unjuk rasa yang berujung anarkis, serta munculnya kembali kelompok-kelompok yang mengusung paham Anarko di beberapa wilayah Indonesia, Pemilik Pondok Pesantren Al-Falah, KH. Ahmad Syuk Rillah, angkat suara.

Dalam sebuah pertemuan terbuka yang digelar di lingkungan pesantren pada Selasa, 24 September 2025, KH. Ahmad Syuk Rillah dengan tegas menyatakan penolakannya terhadap segala bentuk aksi demonstrasi yang berujung pada kekerasan, perusakan fasilitas umum, serta tindakan provokatif yang meresahkan masyarakat.

Banner Iklan Harianesia 300x600

“Kami di Pondok Pesantren Al-Falah menolak dengan tegas segala bentuk aksi unjuk rasa yang bersifat anarkis. Aspirasi boleh disampaikan, kritik boleh dilakukan, tapi semua harus dalam koridor damai, santun, dan bermartabat,” ujarnya di hadapan ratusan santri, tokoh masyarakat, dan sejumlah perwakilan aparat keamanan yang turut hadir dalam acara tersebut.

KH. Ahmad Syuk Rillah juga secara khusus menyoroti keberadaan kelompok Anarko yang menurutnya telah menyimpang jauh dari nilai-nilai perjuangan dan kebebasan berpendapat yang sehat. Ia menyebut gerakan Anarko tidak hanya merusak citra demokrasi, tetapi juga berpotensi merusak generasi muda jika dibiarkan berkembang tanpa pengawasan.

Baca Juga :  Wartawan: Pahlawan yang Tak Kunjung Dihargai

“Gerakan Anarko adalah bentuk penyimpangan. Mereka tidak membawa solusi, justru menanamkan benih kekacauan. Tindakan mereka tidak bisa dibenarkan dalam sudut pandang hukum, agama, maupun budaya,” tegasnya.

Menurutnya, Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam) tidak pernah membenarkan kekerasan sebagai jalan untuk menyelesaikan masalah. Ia menekankan pentingnya dialog, musyawarah, dan edukasi dalam menyampaikan pendapat serta memperjuangkan keadilan.

Pesan untuk Generasi Muda dan Para Santri

KH. Ahmad Syuk Rillah juga mengimbau para santri dan pemuda untuk tidak mudah terprovokasi oleh ajakan atau narasi-narasi yang disebarkan melalui media sosial maupun jaringan bawah tanah yang kerap dimanfaatkan oleh kelompok radikal dan anarkis.

“Santri hari ini adalah pemimpin masa depan. Jangan sekali-kali kita terjebak dalam gerakan yang menjanjikan perubahan, tapi melalui jalan kekerasan. Itu bukan jalan yang diajarkan Rasulullah, bukan pula jalan para ulama kita terdahulu,” pesannya.

Baca Juga :  Drainase Retak Sejak Awal, Proyek Puluhan Juta di Cimanggis Terancam Mubazir

Ia juga mengingatkan bahwa Jawa Barat, sebagai wilayah dengan akar budaya dan religiusitas yang kuat, harus dijaga dari pengaruh ideologi-ideologi asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman.

Dukungan dari Tokoh dan Aparat Keamanan

Pernyataan tegas dari KH. Ahmad Syuk Rillah mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan. Kapolres setempat yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasinya atas kontribusi para ulama dalam menjaga kondusivitas dan keamanan wilayah.

“Pernyataan beliau sangat kami apresiasi. Peran tokoh agama, khususnya para pimpinan pesantren, sangat penting dalam membina masyarakat agar tetap tenang, damai, dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujar Kanit 1 Subdit V Dit Intelkam Polda Jabar

Selain itu, sejumlah tokoh masyarakat juga menyampaikan dukungannya agar pesantren menjadi pusat pendidikan karakter dan pembentukan moral generasi muda, bukan hanya dalam aspek keagamaan, tetapi juga kebangsaan dan cinta tanah air.

Baca Juga :  Kemenko Polkam Gelar Upacara Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI

Menjaga Indonesia dari Radikalisme dan Anarkisme

KH. Ahmad Syuk Rillah menutup pernyataannya dengan ajakan kepada seluruh elemen bangsa untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan, serta menolak segala bentuk paham yang bertentangan dengan nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

“Negara ini milik kita bersama. Mari kita rawat dengan cinta, bukan dengan kebencian. Kita jaga dengan doa dan ilmu, bukan dengan batu dan api. Santri harus berada di barisan terdepan dalam menjaga kedamaian dan keutuhan bangsa,” pungkasnya.

Dengan sikap tegas ini, Pondok Pesantren Al-Falah kembali menegaskan perannya sebagai garda moral masyarakat, yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai kedamaian, toleransi, dan cinta tanah air. (Levi)

Banner Iklan 1
Banner Iklan Harianesia 120x600