Jakarta – Peringatan Hari Ibu Tahun 2025 menjadi momentum refleksi tentang arti ketulusan, pengorbanan, dan ketangguhan seorang ibu dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Lebih dari sekadar perayaan simbolis, Hari Ibu diperingati sebagai pengingat akan peran sentral perempuan dalam membangun keluarga, masyarakat, dan bangsa, Senin 22 Desember 2025.
Di tengah dinamika sosial yang terus berkembang, peran ibu tidak hanya terbatas pada ranah domestik. Banyak ibu yang harus menjalani peran ganda, bahkan berlipat, demi memastikan masa depan anak-anaknya tetap terjaga.
Hal tersebut dirasakan langsung oleh Khanza Haryati, seorang jurnalis media online, yang memaknai Hari Ibu 2025 sebagai refleksi perjalanan hidup dan pengabdian. Jauh sebelum berkiprah di dunia jurnalistik, Khanza pernah mengabdi di Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta serta Suku Dinas Sosial Kota Administrasi Jakarta Selatan, sebagai petugas penanganan PMKS Jalanan, yang terlibat langsung dalam pelayanan dan pendampingan masyarakat rentan.
Pengalaman tersebut membentuk kepekaan sosialnya, tidak hanya sebagai jurnalis, tetapi juga sebagai perempuan yang memahami realitas kehidupan di lapangan.
Sebagai seorang jurnalis yang pernah merasakan kehidupan sebagai single parent, Khanza juga merasakan kerasnya perjuangan hidup saat harus membesarkan empat orang anak seorang diri. Berbagai tantangan, mulai dari ekonomi, mental, hingga tekanan sosial, dijalani dengan keteguhan dan komitmen sebagai seorang ibu.
“Hari Ibu bagi saya bukan hanya tentang perayaan, tetapi tentang perjuangan yang terus berjalan. Ada hari-hari lelah, takut, dan hampir menyerah, tetapi sebagai ibu, saya harus tetap kuat karena ada anak-anak yang menggantungkan masa depannya pada saya,” ungkap wanita yang akrab disapa Mbak Khanza.
Ia juga menekankan bahwa dukungan moral dan empati dari lingkungan sekitar sangat berarti bagi para ibu yang berjuang sendirian.
“Tidak semua ibu punya privilege untuk hidup nyaman. Banyak ibu yang berjuang dalam sunyi. Karena itu, saya berharap Hari Ibu menjadi pengingat agar kita lebih peduli, tidak menghakimi, dan saling menguatkan,” tambahnya.
Melalui peringatan Hari Ibu 2025, diharapkan tumbuh kesadaran kolektif bahwa menghormati ibu berarti menghormati kehidupan, serta memberikan ruang yang adil dan manusiawi bagi perempuan untuk tumbuh, berdaya, dan berkontribusi bagi bangsa.
Mariyo




















