Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
Edukasi

H. Mutahar Pencipta Lagu Lagu Kebangsaan, Asal Semarang Untuk Indonesia

×

H. Mutahar Pencipta Lagu Lagu Kebangsaan, Asal Semarang Untuk Indonesia

Sebarkan artikel ini
H. Mutahar Pencipta Lagu Lagu Kebangsaan, Asal Semarang Untuk Indonesia
H. Mutahar Pencipta Lagu Lagu Kebangsaan, Asal Semarang Untuk Indonesia
Banner Iklan Harianesia 468x60

Jakarta – Harianesia.com Sejak awal kemerdekaan rakyat Indonesia mengenal lagu-lagu kebangsaan Indonesia (lagu wajib) ciptaan H. Mutahar. Lagu-lagu itu seperti : Hymne Pramuka, Hari Merdeka, dan Syukur, Dirgahayu Indonesia, Terima kasih Kepada Pahlawanku.

Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad Muthohar atau yang lebih dikenal sebagai nama H. Mutahar adalah tokoh negarawan dalam masa awal-awal kemerdekaan Indonesia. Namanya paling dikenal sebagai seorang komponis musik Indonesia, terutama untuk kategori lagu nasional dan kepanduan.

Banner Iklan Harianesia 300x600

Saat ini ketika bangsa Indonesia memperingati hari ulang tahunnya yang ke 79, lagu-lagu ciptaan H Mutahar sering dinyanyikan oleh hampir seluruh rakyat Indonesia.

Mayor Muhammad Husein Mutahar lahir di Semarang Jawa Tengah, 5 Agustus 1916, wafat pada tanggal 9 Juni 2004 di Jakarta pada usia 87 tahun menjelang 88.

Beliau komponis dari Semarang yang berkebangsaan Indonesia. H. Mutahar merupakan tokoh di balik Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Beliau dikenal juga sebagai pendiri Paskibraka.

Beliau adalah salah satu pejuang kemerdekaan yang berjiwa Pancasila. Beliau seorang Nasionalis sejati. Pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, ketika Belanda kembali ke Indonesia dan negeri ini diserang lagi oleh Belanda, beliaulah yang ditugasi untuk menyelamatkan Bendera Merah Putih, bendera pusaka Indonesia.

Baca Juga :  Kolaborasi Sosial dan Dakwah, Zakat Sukses Hadirkan Inovasi di Pengajian Wartawan Depok

Seperti diketahui bersama, Indonesia mempunyai sejarah yang panjang untuk menjadi negara yang seutuhnya merdeka dan berdaulat. Di bawah penjajahan berbagai negara seperti Belanda, Jepang dan Inggris akhirnya masyarakat bersatu dan berjuang bersama melawan para kolonial. Hingga pada akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia yang diwakili oleh Presiden Soekarno dan wakil presiden Mohammad Hatta, memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Ternyata perjuangan mempertahankan kemerdekaan tidak berhenti sampai disitu. Belanda masih mengusik kemerdekaan Indonesia. Indonseia harus mempertahankan kemerdekaan yang diperoleh dengan tumpah darah penghabisan.

Indonesia pun kembali genting, hingga dengan berat hati pada tanggal 4 Januari 1946, ibukota Republik Indonesia dipindah dari Jakarta ke Yogyakarta.

Perpindahan ibukota dari Jakarta ke Yogyakarta ini pun dilakukan untuk menghindari situasi yang semakin kacau setelah Belanda menguasai Jakarta.

Baca Juga :  Hadiri Perayaan Natal Nasional, Presiden Prabowo Sampaikan Terima Kasih ke Kapolri & Panglima TNI

Disaat perpindahan ibukota dari Jakarta ke Yogyakarta H. Mutahar ikut mengawal Presiden Soekarno dan rombongan. Dari Jakarta, turun ke stasiun Lempuyangan Yogyakarta, beliau selalu berangan-angan alangkah dasyatnya jika Indonesia memiliki lagu nasional yang bisa membakar jiwa nasionalis, jiwa cinta tanah air Indonesia. Biar semua anak muda bangsa tahu hari merdeka dan bersemangat mengisi kemerdekaan. Niat untuk mencipta lagu belum bisa diwujudkan karena pikiran beliau lagi buntu.

Ketika beliau berada di toilet Hotel Garuda Yogyakarta, tiba-tiba pikiran beliau tergerak untuk mencipta sebuah lagu, ide itu muncul dengan sendirinya, inpirasi itu muncul dan melintas begitu saja.

Tanpa pikir panjang beliau menyuruh pak Hoegeng (Kapolri di Era Orde Baru) untuk mengambil kertas dan pulpen. Tentu saja pak Hoegeng kelabakkan, dia pun nurut saja apa yang menjadi keinginan H. Mutahar.

Di sanalah tercipta Hari Merdeka, (17 Agustus tahun 1945) yang kita kenal sampai saat ini. Hari merdeka yang oleh anak-anak Indonesia disebut 17 Agustus, yang selalu dikumandangkan setiap perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonseia (HUT RI).

Baca Juga :  Musyawarah Nasional PBSI 2024: Fadil Imran Terpilih Secara Aklamasi sebagai Ketua Umum Baru Bulutangkis Nasional

Alumni Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada (UGM) ini juga menjadi sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Yogyakarta. Puncak kariernya adalah ketika beliau menjadi Duta Besar RI di Takhta Suci (Vatikan) pada tahun 1969-1973.

Husein Muthohar sekalipun memiliki Bintang Mahaputra dan Bintang Gerilya serta dikenal Bapak Kepanduan Indonesia, dengan segenap kerendahan hati, kelak ketika dia meninggal minta dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut Jakarta Selatan, bukan di Makam Pahlawan.

Semoga amal baik beliau diterima Allah SWT sebagai syuhada, pahlawan kemerdekaan Indonseia. Makamnya menjadi roudhoh min riyadhil jannah.

Doa selalu teriring semoga beliau husnul khotimah .. ila ruhi Pahlawan Kusuma Bangsa Husein Mutahar .. Al Fathikah .. Aamiin.

Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI, minat hub 0851-0240-8616

Sumber : Nurul Azizah

Reporter : Tim Redaksi Harianesia.com

Banner Iklan 1
Banner Iklan Harianesia 120x600
Menhan Sjafrie Tinjau Penertiban Tambang Timah Ilegal di Hutan Produksi Bangka Tengah Bangka Tengah – Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin meninjau langsung operasi penertiban tambang timah ilegal yang dilakukan Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) di Dusun Nadi, Bangka Tengah, Rabu (19/11/2025). Kunjungan ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah memperketat pengawasan terhadap aktivitas pertambangan di kawasan hutan produksi—wilayah yang seharusnya dilindungi dari eksploitasi tanpa izin. Dalam peninjauan tersebut, Sjafrie menerima laporan bahwa aktivitas penambangan berlangsung di area seluas 262,85 hektare, seluruhnya beroperasi tanpa Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH/PPKH). Ketiadaan izin tersebut menguatkan dugaan bahwa praktik tambang ilegal ini telah berlangsung lama dan dilakukan secara terorganisir dengan dukungan peralatan berat. “Penertiban ini bukan sekadar persoalan administrasi. Ini menyangkut keamanan, kerusakan lingkungan, dan tata kelola sumber daya alam yang wajib dipatuhi,” tegas Sjafrie saat meninjau lokasi. Satgas PKH melaporkan sejumlah titik tambang sudah ditutup, sementara alat berat diamankan sebagai barang bukti untuk proses hukum lebih lanjut. Pemerintah pusat juga menegaskan akan memperkuat koordinasi lintas kementerian dan aparat penegak hukum guna memastikan aktivitas ilegal tidak kembali muncul. Di Kepulauan Bangka Belitung—wilayah yang sejak lama berada dalam tekanan eksploitasi pertambangan—langkah penertiban ini menjadi ujian konsistensi negara dalam menjaga kawasan hutan produksi dari alih fungsi ilegal. Sejumlah penelitian lembaga independen juga mencatat bahwa aktivitas tambang ilegal berkontribusi signifikan terhadap sedimentasi sungai, penurunan kualitas tanah, hingga memicu konflik lahan dengan masyarakat sekitar. Kementerian Pertahanan memastikan operasi penertiban akan dilanjutkan hingga seluruh wilayah bermasalah benar-benar bersih dari aktivitas ilegal. “Kita ingin memastikan kawasan ini kembali pada fungsi ekologisnya dan aturan negara ditegakkan tanpa kompromi,” ujar Sjafrie. (HR)
Edukasi

Bangka Tengah_HARIANESIA.COM_Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin meninjau langsung operasi…