Boyolali, 15 Desember 2025 – Penanganan persoalan narkoba di Indonesia tidak lagi dapat mengandalkan pendekatan penegakan hukum semata. Diperlukan strategi kolaboratif yang menyentuh akar persoalan sosial, ekonomi, dan ketahanan masyarakat. Sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia, khususnya dalam pemerataan pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan ketahanan sosial, Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah (BNNP Jateng) bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Pelatihan Barista (Z-Coffee) bagi Mustahik Produktif Binaan BNNP Jawa Tengah.
Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari dukungan terhadap Program 100 Hari Kerja Kepala BNN RI, yang menekankan pentingnya penguatan kolaborasi lintas sektor serta pengembangan pendekatan pencegahan narkoba berbasis pemberdayaan masyarakat. Melalui pelatihan keterampilan yang aplikatif dan berorientasi ekonomi, program ini diharapkan mampu meningkatkan kemandirian masyarakat, memperkuat ketahanan keluarga, serta menurunkan kerentanan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
Pelatihan Barista Z-Coffee dirancang tidak hanya untuk membekali peserta dengan kemampuan teknis meracik kopi, tetapi juga membangun life skill, etika pelayanan, wawasan kewirausahaan, serta membuka peluang usaha mandiri. Di tengah pesatnya pertumbuhan industri kopi di Jawa Tengah, keterampilan barista dinilai relevan dengan kebutuhan pasar dan memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan.
Mewakili Wakil Gubernur Jawa Tengah, Mukhamad Yusuf, S.Ag., M.M., Analis Kebijakan Ahli Madya sekaligus Koordinator Bidang Keagamaan, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi antara BNNP Jateng dan BAZNAS yang dinilainya sebagai bentuk investasi sosial jangka panjang. Ia menuturkan bahwa perkembangan industri kopi di Jawa Tengah membuka peluang besar bagi masyarakat untuk bekerja dan berwirausaha. Karena itu, pelatihan berbasis keterampilan seperti ini dinilai tepat sasaran.
“Melalui pelatihan ini, peserta tidak hanya belajar meracik kopi, tetapi juga dipersiapkan untuk mandiri, memahami etika pelayanan, serta melihat peluang usaha ke depan. Setiap individu memiliki kesempatan untuk bangkit dan menata masa depan yang lebih baik melalui kemauan untuk belajar, berubah, dan berusaha. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan terus mendukung program-program pemberdayaan yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup masyarakat,” ujarnya.
Kepala BNNP Jawa Tengah, Toton Rasyid, S.H., M.H., dalam sambutannya menyampaikan kulo nuwun dan memperkenalkan diri kepada seluruh pemangku kepentingan. Ia menegaskan bahwa kegiatan Pelatihan Barista Z-Coffee ini menjadi momentum istimewa karena bertepatan dengan hari pertama dirinya bertugas sebagai Kepala BNNP Jawa Tengah.
“Pada hari pertama saya mengemban amanah sebagai Kepala BNNP Jawa Tengah, saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama berkolaborasi membangun Jawa Tengah Bersinar—bersih dari narkoba,” tegasnya.
Kemudian, beliau juga menekankan bahwa Pelatihan Barista Z-Coffee merupakan bagian dari strategi preventif P4GN yang mengintegrasikan aspek edukatif, sosial, dan ekonomi. “Pelatihan ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi langkah strategis untuk meningkatkan kemandirian, life skill, dan ketahanan sosial masyarakat. Pemberdayaan ekonomi adalah instrumen penting untuk mengurangi kerentanan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,” ujarnya.
Menurutnya, tantangan narkoba di Jawa Tengah hanya dapat dihadapi melalui sinergi seluruh unsur, mulai dari pemerintah, lembaga sosial, tokoh agama, dunia usaha, hingga masyarakat secara langsung. Ia menegaskan bahwa BNN tidak dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat.
Wakil Ketua II BAZNAS Provinsi Jawa Tengah, Drs. H.M. Zain Yusuf, M.M., menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan implementasi zakat produktif yang berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia mustahik. “Zakat tidak hanya bersifat konsumtif, tetapi harus mampu mendorong kemandirian. Melalui pelatihan ini, mustahik dibekali keterampilan nyata yang dapat menjadi modal usaha dan meningkatkan kesejahteraan keluarga,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa sinergi BAZNAS dan BNNP Jateng menunjukkan bahwa pendekatan keagamaan, sosial, dan ekonomi dapat berjalan beriringan dalam membangun masyarakat yang kuat dan berdaya. “ Pelatihan Barista Z-Coffee ini diikuti oleh peserta dari sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah yang merupakan binaan BNN Provinsi Jawa Tengah dan diharapkan dapat direplikasi di daerah masing-masing sebagai bagian dari penguatan Desa/Kelurahan Bersinar.,”tambahnya.
Kegiatan ini menegaskan bahwa perang melawan narkoba membutuhkan pendekatan kolaboratif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Sinergi antara BNNP Jawa Tengah, BAZNAS Provinsi Jawa Tengah, dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjadi contoh konkret bagaimana pemberdayaan ekonomi, penguatan karakter, dan pencegahan narkoba dapat berjalan secara terpadu.
Melalui kolaborasi yang berkelanjutan, diharapkan terwujud Jawa Tengah yang semakin mandiri, produktif, dan tangguh menghadapi ancaman narkoba, sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Program 100 Hari Kepala BNN RI, dan semangat War on Drugs for Humanity.
Khnza Haryati




















