Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
TNI-POLRI

BNN Jateng Siapkan Layanan Rehabilitasi ‘Bintang Lima’ : Wujud Dukungan Asta Cita Prabowo–Gibran dan 100 Hari Kerja Kepala BNN RI

×

BNN Jateng Siapkan Layanan Rehabilitasi ‘Bintang Lima’ : Wujud Dukungan Asta Cita Prabowo–Gibran dan 100 Hari Kerja Kepala BNN RI

Sebarkan artikel ini
Banner Iklan Harianesia 468x60

Bandungan, 13 November 2025_ Dalam rangka memperkuat kualitas pelayanan publik dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada kemanusiaan, Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah (BNNP Jateng) menyelenggarakan kegiatan Workshop Peningkatan Kemampuan Layanan Petugas Rehabilitasi Menuju Layanan Unggulan, bertempat di Hotel Griya Persada Bandungan, Kabupaten Semarang, Kamis (13/11).

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Asta Cita Presiden Prabowo–Gibran, terutama dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia unggul, memperkuat layanan kesehatan dan kesejahteraan sosial, serta reformasi pelayanan publik yang profesional dan berintegritas. Selain itu, kegiatan ini juga sejalan dengan program 100 Hari Kerja Kepala BNN RI, yang menitikberatkan pada penguatan kapasitas personel dan transformasi pelayanan rehabilitasi berbasis empati, profesionalisme, dan nilai kemanusiaan.

Banner Iklan Harianesia 300x600

Workshop yang diikuti oleh 30 peserta dari BNNP dan BNNK se-Jawa Tengah ini tidak hanya menjadi forum peningkatan kapasitas teknis, tetapi juga wahana memperkuat semangat sinergi antarunit kerja di lingkungan BNN. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan budaya kerja kolaboratif, kreatif, dan berorientasi hasil, sejalan dengan semangat reformasi birokrasi dan War on Drugs for Humanity yang digaungkan oleh Kepala BNN RI.

Dalam sambutannya, Kepala BNN Provinsi Jawa Tengah, Brigjen Pol Dr. H. Agus Rohmat, S.I.K., S.H., M.Hum., menegaskan bahwa saat ini lembaga rehabilitasi milik BNN harus siap menghadapi realitas baru yaitu kompetisi layanan yang semakin ketat. “Klinik BNNP dan BNNK kini berada dalam iklim persaingan yang ketat dengan rumah sakit, klinik swasta, dan lembaga rehabilitasi sosial. Setelah keluarnya Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 257/HUK/2025, jumlah IPWL di Jawa Tengah yang semula 15 kini hanya tersisa 9. Ini menjadi peringatan bahwa hanya lembaga dengan layanan terbaiklah yang akan bertahan,” tegas Agus Rohmat.

Baca Juga :  Sinergitas TNI/Polri Berikan Himbauan dan Santunan kepada Masyarakat Desa Banjarwangi

Beliau menambahkan, kondisi tersebut menjadi momentum bagi BNN untuk tidak hanya berfokus pada aspek medis, tetapi juga membangun reputasi layanan berbasis empati, profesionalitas, dan akuntabilitas publik. Menurutnya, menghadirkan service excellence bukan semata memenuhi standar, melainkan memberikan pengalaman layanan yang melampaui harapan masyarakat. “Service excellence adalah komitmen moral kita. Bukan sekadar cepat dan ramah, tapi bagaimana kita menghadirkan pelayanan yang tulus, penuh perhatian, dan bertanggung jawab. Layanan yang tidak hanya menyembuhkan tubuh, tapi juga menguatkan jiwa,” ujarnya.

Lebih jauh, Brigjen Pol Agus Rohmat menjelaskan bahwa layanan unggulan dapat diukur melalui sepuluh pilar utama, yakni: responsif, ramah, personalisasi, komunikatif, profesional, tanggap, kualitas produk, aksesibilitas, ketersediaan, dan kepercayaan. Kesepuluh aspek tersebut menjadi tolok ukur utama dalam meningkatkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), yang secara berkala diukur berdasarkan penilaian langsung dari klien yang menerima layanan rehabilitasi. “Angka IKM bukan sekadar data, melainkan cerminan kepercayaan masyarakat. Ketika masyarakat merasa puas, berarti kehadiran kita dirasakan nyata,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Tim Bidang Rehabilitasi BNNP Jateng, Sholikhun, S.Ag., M.H., menyoroti pentingnya peran petugas rehabilitasi sebagai ujung tombak dalam proses pemulihan penyalahguna NAPZA. Menurutnya, rehabilitasi bukan hanya program kesehatan, tetapi juga gerakan sosial kemanusiaan yang membutuhkan kepekaan, pemahaman psikologis, dan kemampuan interpersonal yang kuat. “Fokus kami adalah bagaimana klien dapat mencapai kondisi clean dan mampu mempertahankan keberlanjutan pemulihan. Itu hanya bisa tercapai bila petugas memiliki kemampuan teknis, empati yang tinggi, dan ketahanan emosional,” ujarnya.

Baca Juga :  Sinergitas TNI Polri Wilayah Hukum Polsek Gunung Sindur Giat Cooling Sistem Sambang Warga Desa Cidokom Beri Himbauan Dan Ajak Jaga Kondusifitas Kamtibmas Dari Gangguan Kriminalitas

Ia menegaskan bahwa peningkatan kapasitas tidak berhenti pada pelatihan formal. Keterampilan petugas juga harus terus diasah melalui improvisasi lapangan, supervisi berjenjang, serta kolaborasi lintas sektor, agar pelayanan rehabilitasi menjadi lebih adaptif terhadap dinamika sosial masyarakat. “Harapan saya seluruh petugas rehabilitasi yang hadir pada acara ini, dapat mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh sampai dengan akhir dan goalnya adalah menjadi pribadi yang memberikan quality service yang terbaik tulus dari dalam hati,”terangnya

Salah satu narasumber, Indra Dwi Purnomo, S.Psi., M.Psi., Ph.D., menyampaikan materi strategis yaitu Strategi Personal Self-Care dan Ketahanan Emosional Petugas untuk Mencapai Layanan Bintang Lima serta Seni Komunikasi Terapeutik dan Empati dalam Layanan Rehabilitasi. Dalam paparannya, Indra menekankan pentingnya keseimbangan mental dan emosional bagi petugas rehabilitasi. “Mereka bekerja di garis depan menghadapi individu dengan kondisi psikologis kompleks, sehingga kemampuan menjaga keseimbangan diri dan menerapkan komunikasi terapeutik menjadi kunci utama keberhasilan layanan. Empati tanpa kendali bisa melelahkan. Profesionalisme tanpa empati bisa terasa dingin. Maka keseimbangan di antara keduanya adalah ruh dari pelayanan rehabilitasi yang humanis,” tegas Indra.

Baca Juga :  Sinergi Polda Jateng dan Pertamina Santuni 102 Anak Panti Asuhan, Dukung Peningkatan Pendidikan dan Kesejahteraan Masyarakat

Sebagai penutup, kegiatan ini menjadi momentum penting bagi BNN Provinsi Jawa Tengah untuk meneguhkan arah transformasi layanan rehabilitasi yang berfokus pada kemanusiaan. Pendekatan War on Drugs for Humanity menjadi pijakan baru dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba, dengan menempatkan pemulihan manusia sebagai tujuan utama. Melalui peningkatan kapasitas petugas, penguatan empati, dan profesionalisme dalam pelayanan, BNN Jateng berkomitmen membangun sistem rehabilitasi yang tidak hanya menyembuhkan, tetapi juga memberdayakan.

Upaya ini menegaskan bahwa perang melawan narkoba tidak dapat dijalankan sendiri, melainkan membutuhkan kolaborasi lintas sektor—antara pemerintah, lembaga pendidikan, dunia kerja, komunitas, dan masyarakat sipil. Sinergi tersebut diharapkan mampu menciptakan ekosistem pemulihan yang lebih sehat, adaptif, dan berkelanjutan. Dengan semangat pelayanan yang tulus dan berorientasi pada kemanusiaan, BNN Jateng terus bergerak menjaga masa depan generasi bangsa menuju Indonesia yang bersih, tangguh, dan bersinar.

Dengan diselenggarakannya workshop ini, BNN Provinsi Jawa Tengah berharap seluruh petugas rehabilitasi mampu menjadi agen perubahan dalam pelayanan publik yang unggul, profesional, dan berempati — demi mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, dan bebas dari penyalahgunaan narkoba. Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen BNN untuk terus menghadirkan layanan publik berkelas dunia yang berpihak pada manusia, sesuai arah kebijakan nasional dalam Asta Cita Presiden Prabowo–Gibran dan semangat War on Drugs for Humanity.

Mariyo

Banner Iklan 1
Banner Iklan Harianesia 120x600