Kertamukti, Bandung Barat — Dugaan penyimpangan dana pembangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Margalaksana di Desa Kertamukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, mencuat ke publik. Pembangunan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Daerah (APD) dengan nilai Rp147.491.116 tersebut menuai sorotan dari sejumlah warga dan aparatur desa.
Program yang dilaksanakan merupakan rehabilitasi ruang kelas rusak ringan/berat. Namun, pelaksanaannya dinilai tidak tepat sasaran. Salah seorang aparatur desa mempertanyakan pemilihan ruang kelas yang direhabilitasi.
“Di Desa Kertamukti ada sekolah yang dibangun melalui program rehabilitasi ruang kelas rusak ringan/berat. Yang jadi pertanyaan saya, kenapa kelas yang benar-benar membutuhkan perbaikan berat justru tidak diperbaiki. Ini malah memperbaiki kelas yang masih layak pakai dan menurut saya tidak membutuhkan perbaikan.
Saat proses perbaikan, saya sempat mempertanyakan kepada pelaksana di lapangan, tapi selalu dijawab tidak ada,” ungkapnya.
Keluhan serupa juga disampaikan salah satu warga yang enggan disebutkan identitasnya. Ia menilai proyek tersebut terkesan menghambur-hamburkan anggaran negara.
“Ini mah buang-buang uang negara saja. Kelasnya masih bagus kok diperbaiki. Apanya yang diperbaiki? Kelas itu masih layak pakai dan tidak butuh perbaikan. Anggaran sebesar ini dipakai untuk apa? Saya punya foto kondisi kelas sebelum dibangun, silakan lihat dan nilai sendiri,” ujarnya.
Untuk mendapatkan klarifikasi, awak media mencoba mengonfirmasi pihak sekolah. Kepala Sekolah SDN Margalaksana, Pupung, dihubungi melalui pesan singkat WhatsApp, namun hingga berita ini ditayangkan belum memberikan jawaban.
Sementara itu, awak media juga mengonfirmasi pihak pelaksana proyek, yakni perwakilan dari CV Muara Rizky Abadi yang diwakili oleh Femi selaku konsultan.
“Betul, anggarannya sekitar Rp140 juta. Yang diperbaiki itu atap, kerangka atap, dinding bagian bawah, serta kusen-kusen yang sudah kropos, termasuk keramik.
Kalau membangun ruang kelas yang rusak parah, anggaran sebesar itu tidak akan cukup. Dalam laporan ada foto kondisi 0 persen, sudah dilihat atau belum kondisi dinding dan plafonnya seperti apa. Posisi bangunan itu juga berada di pinggir jurang, bahkan sempat ada rencana dipindahkan. Dari semua ruang yang masih layak pakai, memang ada dua ruangan yang awal plesterannya kurang bagus,” jelas Femi.
Femi menambahkan bahwa seluruh pekerjaan tersebut telah tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek.
Hingga kini, polemik pembangunan SDN Margalaksana masih menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Warga berharap pihak terkait, termasuk dinas pendidikan dan aparat pengawas, dapat melakukan pengecekan langsung ke lapangan guna memastikan penggunaan anggaran berjalan sesuai aturan dan tepat sasaran.
Levi / Pawarta: Agus Nugroho




















