Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
Edukasi

Menjaga Program MBG Tetap Berkelanjutan di Tangan Penerima Manfaat

×

Menjaga Program MBG Tetap Berkelanjutan di Tangan Penerima Manfaat

Sebarkan artikel ini
Menjaga Program MBG Tetap Berkelanjutan di Tangan Penerima Manfaat-min
Menjaga Program MBG Tetap Berkelanjutan di Tangan Penerima Manfaat-min
Banner Iklan Harianesia 468x60

Bekasi – Bagi banyak keluarga penerima manfaat Program Makan Bergizi Gratis (MBG), pemenuhan gizi tidak berhenti saat makanan diterima di posyandu. Justru di rumah, tantangan sesungguhnya dimulai: bagaimana memastikan asupan gizi yang diperoleh dapat memberikan dampak berkelanjutan bagi tumbuh kembang anak.

Ahli Gizi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, Dahliana, menegaskan bahwa keberhasilan Program MBG sangat bergantung pada kesinambungan pola makan di tingkat keluarga. Menurutnya, distribusi makanan hanyalah langkah awal dari proses panjang menjaga gizi anak.

Banner Iklan Harianesia 300x600

“Program akan sulit berkelanjutan kalau berhenti di distribusi. Dampak yang sesungguhnya justru dijaga melalui kebiasaan makan di rumah,” ujar Dahliana saat ditemui, Rabu (24/12).

Baca Juga :  Bhabinkamtibmas Wilayah Hukum Polsek Dramaga Giat Cooling Sistem Hadiri Penutupan Santri Sert Santunan Anak Yatim Dilanjut Berbuka Puasa Bersama

Ia menjelaskan, tanpa perubahan pola konsumsi sehari-hari, manfaat gizi dari Program MBG berisiko hanya bersifat sementara. Karena itu, edukasi menjadi bagian tak terpisahkan dari program ini.

Peran strategis kader posyandu pun semakin terasa. Selain menyalurkan makanan bergizi, para kader juga aktif memberikan pemahaman kepada ibu-ibu penerima manfaat agar makanan MBG tidak dipandang sebagai bantuan sesaat.

“Kalau makanan itu hanya dianggap jatah hari ini, dampaknya cepat habis. Kami selalu mengingatkan bahwa ini bagian dari pola makan, bukan sekadar sekali makan,” kata Rina, Kader Posyandu Mawar 1 di Jatiwaringin.

Baca Juga :  Komisi II Paparkan Sejumlah Solusi Pemacu Performa BUMD Kota Bandung

Interaksi singkat namun rutin antara kader dan ibu penerima manfaat tersebut membantu membentuk cara pandang baru terhadap Program MBG. Makanan yang dibawa pulang dari posyandu menjadi bagian dari rutinitas keluarga, bukan sekadar bantuan harian.

Di lingkungan rumah, peran ibu menjadi kunci utama dalam menjaga kesinambungan gizi. Mulai dari mengatur jadwal makan anak, menyesuaikan porsi, hingga memastikan menu di rumah tetap seimbang.

“Saya jadi berpikir, kalau hari ini sudah dapat dari MBG, di rumah harus bagaimana supaya gizinya tidak terputus,” ujar Lesti, salah satu penerima manfaat.

Baca Juga :  Membangun Kejayaan Bangsa melalui Karya dan Prestasi: Sebuah Refleksi Cinta Tanah Air yang Menggelegar!

Proses tersebut memang berjalan perlahan, melalui kebiasaan-kebiasaan sederhana yang dilakukan setiap hari. Namun, jika konsisten, dampaknya diyakini mampu memberikan perubahan besar terhadap status gizi keluarga.

Melalui Program Makan Bergizi Gratis, pemerintah menegaskan bahwa upaya menjaga gizi masyarakat bukan hanya soal intervensi besar, melainkan rangkaian langkah kecil yang saling terhubung dari posyandu ke rumah, dari satu hari ke hari berikutnya demi memastikan keberlanjutan gizi benar – benar terjaga.

Banner Iklan 1
Banner Iklan Harianesia 120x600