Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan Harianesia 325x300
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia floating
Banner Iklan Harianesia 728x250
Edukasi

Cantengan Kambuh Meski Sudah Diobati? Ini Penyebab dan Pencegahannya

×

Cantengan Kambuh Meski Sudah Diobati? Ini Penyebab dan Pencegahannya

Sebarkan artikel ini
Cantengan Kambuh Meski Sudah Diobati? Ini Penyebab dan Pencegahannya
Cantengan Kambuh Meski Sudah Diobati? Ini Penyebab dan Pencegahannya
Banner Iklan Harianesia 468x60

Cantengan sering kambuh meskipun sudah diobati. Sudah dipotong, sudah dicabut,
bahkan sudah minum obat, tapi beberapa bulan kemudian nyeri datang lagi, kuku
kembali menusuk kulit, dan kadang disertai nanah.

Jika Anda mengalami hal ini, Anda tidak sendirian. Banyak pasien bertanya:
• “Kenapa cantengan saya tidak sembuh-sembuh?”
• “Kenapa cantengan kambuh lagi padahal sudah dicabut?”

Banner Iklan Harianesia 300x600

Cantengan adalah kondisi ketika ujung atau sisi kuku tumbuh ke arah kulit, bukan ke
luar sebagaimana mestinya. Akibatnya terjadi nyeri, kemerahan, bengkak, infeksi, bau
tidak sedap sampai sulit berjalan.

Masalahnya, cantengan bukan hanya soal kuku yang salah potong. Pada banyak kasus,
cantengan adalah masalah arah tumbuh kuku dan akar kuku, sehingga jika tidak
ditangani dengan benar, cantengan akan terus kambuh.

Kenapa Cantengan Sering Kambuh?

Berikut adalah penyebab utama cantengan sering kambuh, yang paling sering
ditemukan di lapangan.

1. Struktur Kuku yang Melengkung ke Dalam

Sebagian orang memiliki bentuk kuku yang terlalu melengkung, tebal dan keras, dan
arah tumbuhnya condong ke samping.
Pada kondisi ini, meskipun kuku dipotong atau dicabut, pola tumbuhnya tidak berubah.
Akibatnya, saat kuku tumbuh kembali, ujungnya akan kembali menusuk kulit.
Inilah penyebab cantengan kambuhan yang sering tidak disadari.

Baca Juga :  "Aceh Tengah Kritis" Bantuan Gagal Mendarat, Bencana Hidrometeorologi 9 Kecamatan Terisolir

2. Akar Kuku Tidak Ditangani

Ini adalah penyebab paling sering cantengan kambuh.
Banyak tindakan hanya:
• Menggunting bagian kuku yang menusuk
• Mengangkat kuku sebagian
• Bahkan mencabut seluruh kuku tanpa mengoreksi akarnya
Padahal jika akar kuku masih aktif, maka:
• Kuku akan tumbuh lagi
• Dengan arah yang sama
• Dan cantengan akan terulang
Masalahnya terlihat hilang, tapi akarnya masih ada.

3. Salah Metode Pengobatan

Tidak semua cantengan bisa ditangani dengan cara yang sama.
Kesalahan yang sering terjadi:
• Cantengan kronis ditangani seperti cantengan ringan
• Cantengan bernanah hanya diberi obat tanpa tindakan lokal
• Tidak ada evaluasi bentuk kuku sebelum tindakan

Akibatnya, cantengan memang membaik sementara, tapi kambuh dalam hitungan
minggu atau bulan.

4. Kebiasaan Potong Kuku yang Salah

Kebiasaan ini sering dianggap sepele, padahal sangat berpengaruh.

Kesalahan umum:
• Memotong kuku terlalu pendek
• Membulatkan sudut kuku
• Mengorek kuku dengan benda tajam
• Memotong kuku saat kuku lunak (habis mandi)
Kebiasaan ini membuat:
• Kulit sisi kuku mudah terluka
• Kuku “diarahkan” masuk ke dalam
• Peradangan mudah terjadi berulang

Baca Juga :  Tim Bulutangkis Indonesia Juara Piala Suhandinata Disambut Meriah

5. Penggunaan Sepatu Terlalu Sempit

Sepatu sempit atau ujung runcing memberi tekanan terus-menerus pada kuku.
Dampaknya:
• Kuku terdorong ke samping
• Kulit tertekan ke arah kuku
• Terjadi peradangan kronis

6. Infeksi Tidak Ditangani Sampai Tuntas

Pada cantengan bernanah, bakteri bisa masuk ke jaringan sekitar kuku.
Jika hanya minum antibiotik tanpa tindakan lokal, luka tidak dibersihkan dengan benar.
Maka:
• Infeksi bisa “diam” sementara
• Lalu aktif kembali
• Cantengan muncul lagi

7. Penyakit Penyerta yang Tidak Disadari

Beberapa kondisi membuat cantengan lebih mudah kambuh adalah diabetes, gangguan
pembuluh darah, obesitas, kaki sering berkeringat, dan jamur kuku.
Pada kondisi ini:

• Luka lebih sulit sembuh
• Infeksi lebih mudah terjadi
• Cantengan lebih sering berulang

8. Jaringan Daging Tumbuh (Granulasi)

Pada cantengan kronis sering muncul jaringan daging berlebih di sisi kuku.
Jaringan ini mudah berdarah, mudah terinfeksi, dan menjadi “jalan masuk” kuku ke kulit.
Jika tidak ditangani, cantengan hampir pasti kambuh.

9. Tidak Ada Edukasi Pasca Tindakan

Banyak pasien merasa setelah tindakan “sudah selesai”.
Padahal tanpa edukasi:
• Cara potong kuku tetap salah
• Sepatu masih sempit
• Luka tidak dirawat optimal
Menurut dr Tery Nehemia, cantengan yang sering kambuh hampir selalu disebabkan
oleh akar kuku yang tidak ditangani dengan tepat.
Dalam praktik klinisnya, banyak pasien datang dengan riwayat:
• Sudah pernah dicabut
• Sudah minum obat
• Sudah beberapa kali kambuh
Namun setelah dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap bentuk dan arah tumbuh kuku,
penyebab utama biasanya adalah pola tumbuh kuku yang tidak pernah dikoreksi sejak
awal.

Baca Juga :  Ketua PWO Lapor Bareskrim, Kuasa Hukum IWO: Sabar Bos, Jangan Panik, Uji Materil Masih Bergulir di PN Medan

Informasi edukatif dan penanganan cantengan berulang juga dapat dibaca di
cantengancore.com.

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan (FAQ)

Apakah cantengan bisa sembuh permanen?
Bisa, jika akar kuku ditangani dan kebiasaan penyebabnya diubah.

Apakah cabut kuku selalu menyembuhkan cantengan?
Tidak selalu. Jika arah tumbuh kuku tidak dikoreksi, cantengan bisa kambuh.

Berapa lama cantengan bisa kambuh setelah dicabut?
Biasanya 1–6 bulan, tergantung pertumbuhan kuku dan perawatan.

Kesimpulan

Cantengan sering kambuh bukan karena pengobatan gagal, tetapi karena:
• Akar masalah tidak ditangani
• Metode tidak sesuai
• Edukasi kurang optimal

Dengan penanganan yang tepat, cantengan bisa diselesaikan secara tuntas dan tidak
mengganggu aktivitas lagi.

Untuk edukasi kesehatan kuku dan cantengan, kunjungi https://www.cantengancore.com

Banner Iklan 1
Banner Iklan Harianesia 120x600